Jakarta: Teknis penyelenggaraan haji diapresiasi meski berujung pembatalan. Namun, pemerintah dinilai belum memberikan ketenangan kepada calon jemaah haji yang kembali gagal berangkat.
"Pemerintah baik itu Kementerian Luar Negeri maupun Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam tidak memberikan ketenangan hati," kata anggota Komisi I Muhammad Farhan dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Gagal Haji, Pandemi atau Lemah Diplomasi?', Minggu, 6 Juni 2021.
Ketenangan hati yang dimaksud Farhan yakni menyeimbangkan narasi informasi terkait kebijakan haji oleh Arab Saudi dengan ajaran agama. Misalnya, memaknai haji dari cerita Nabi Muhammad Saw.
"Ada preseden yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah Arab Saudi di masa modern atau sunah rasul. Itu penting kita suarakan," ucap Farhan.
(Baca: Pemerintah Getol Diplomasi Sebelum Putuskan Tunda Haji)
Politikus NasDem itu menilai narasi-narasi menenangkan penting disuarakan pemerintah termasuk ulama. Terlebih, kepada calon jemaah yang mulai merasa kecewa.
"Sekarang ini orang bukan tenang, orang sekarang itu pasrah, sedih. Kalau dua tahun (haji dibatalkan) dipendam tidak ada kepastian, meledak loh," ujar Farhan.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Khoirizi, menegaskan narasi-narasi tersebut sudah dilakukan melalui keterangan di media. Dia menyadari psikologi yang dialami jemaah.
Khoirizi mengaku kecewa haji kembali dibatalkan. Namun, dia menyebut keputusan itu sudah dipertimbangkan matang jauh-jauh hari.
"Dua bulan lalu (tim) untuk melihat ke sana (Arab Saudi) tidak bisa. Laillahaillah muhammad darasulullah, apa yang kurang kami lakukan? Tapi sekali lagi segala kelemahan timbul dari diri Khoirizi," ujar dia.
Jakarta: Teknis penyelenggaraan
haji diapresiasi meski berujung pembatalan. Namun, pemerintah dinilai belum memberikan ketenangan kepada calon jemaah haji yang kembali gagal berangkat.
"Pemerintah baik itu Kementerian Luar Negeri maupun Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam tidak memberikan ketenangan hati," kata anggota
Komisi I Muhammad Farhan dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Gagal Haji, Pandemi atau Lemah Diplomasi?', Minggu, 6 Juni 2021.
Ketenangan hati yang dimaksud Farhan yakni menyeimbangkan narasi informasi terkait kebijakan haji oleh Arab Saudi dengan ajaran agama. Misalnya, memaknai haji dari cerita Nabi Muhammad Saw.
"Ada preseden yang sudah dilakukan baik oleh pemerintah Arab Saudi di masa modern atau sunah rasul. Itu penting kita suarakan," ucap Farhan.
(Baca:
Pemerintah Getol Diplomasi Sebelum Putuskan Tunda Haji)
Politikus NasDem itu menilai narasi-narasi menenangkan penting disuarakan pemerintah termasuk ulama. Terlebih, kepada calon jemaah yang mulai merasa kecewa.
"Sekarang ini orang bukan tenang, orang sekarang itu pasrah, sedih. Kalau dua tahun (haji dibatalkan) dipendam tidak ada kepastian, meledak loh," ujar Farhan.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Khoirizi, menegaskan narasi-narasi tersebut sudah dilakukan melalui keterangan di media. Dia menyadari psikologi yang dialami jemaah.
Khoirizi mengaku kecewa haji kembali dibatalkan. Namun, dia menyebut keputusan itu sudah dipertimbangkan matang jauh-jauh hari.
"Dua bulan lalu (tim) untuk melihat ke sana (Arab Saudi) tidak bisa. Laillahaillah muhammad darasulullah, apa yang kurang kami lakukan? Tapi sekali lagi segala kelemahan timbul dari diri Khoirizi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)