Fahri Hamzah--Metrotvnews.com/M. Rodhi Aulia
Fahri Hamzah--Metrotvnews.com/M. Rodhi Aulia

Menteri Muhadjir Disarankan Bicara dengan Anies Baswedan

M Rodhi Aulia • 11 Agustus 2016 12:14
medcom.id, Jakarta: Belum genap sebulan menjadi pembantu presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengeluarkan wacana soal waktu belajar di sekolah menjadi sehari penuh (full day school). Wacana ini menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat.
 
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik wacana itu. Menurut dia, tak perlu setiap menteri baru mengeluarkan kebijakan baru.
 
"Ganti menteri, ganti kebijakan. Sebab itu membingungkan. Kalau bisa sebelum konsepnya matang jangan bicarakan dulu. Sebab apa yang sudah ada menjadi terganggu," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu malam, (10/8/2016).

Fahri menyarankan, Muhajdir lebih dahulu mematangkan ide dan konsepnya bersama DPR serta stakeholder bidang pendidikan. Fahri tidak ingin kebijakan publik dilahirkan secara spontan.
Menteri Muhadjir Disarankan Bicara dengan Anies Baswedan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy--Metrotvnews.com/M Rodhi Aulia.
 
Menteri Muhadjir menggagas sistem full day school agar anak tidak sendiri ketika orang tua bekerja. Menurut Mendikbud, jika anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas sekolah sampai tiba saatnya dijemput seusai jam kerja. Sehingga ketika berada di rumah, anak tetap dalam pengawasan orang tua.
 
Fahri mengatakan, semangat yang ingin disampaikan Muhadjir baik. Lagi pula, ide full day school bukan barang baru. Jadi, perlu dikomunikasikan.
 
"Saya ingin menteri baru ngobrol dengan menteri lama (Anies Baswedan). Jangan menteri lama dan baru tidak berkesinambungan. Ngobrol itu jauh lebih penting karena sebuah kantor eksekutif butuh policy yang berkesinambungan," ucap dia.
 
Hak Mendidik
 
Fahri meminta, hak mendidik harus diperhatikan. Jangan hanya menggantungkan kepada sekolah atau guru, sementara hak mendidik orang tua terabaikan. Atau orang tua sengaja memilih full day school untuk menghilangkan hak dan tugasnya.
 
"Misal anak dimasukkan ke pesantren. Kadang motifnya tidak mau didik anak. Itu tidak baik untuk tradisi keluarga. Dikaji, apa bedanya dengan pesantren. Bagaimana hak orang tua untuk mendidik anaknya. Enggak bisa jatah pendidikan semuanya diambil guru," tandas dia.
 
Di tempat terpisah, Anies Baswedan mengaku, enggan menceburkan diri dalam polemik ini. "Saya menghormati menteri baru," kata Anies usai menghadiri konferensi pers Jakarta Melayu Festival di Warung Pempek Kita, Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu 10 Agustus.
 
Baca: Anies Baswedan Enggan Komentari Kebijakan Full Day School
 
Menteri Muhadjir Disarankan Bicara dengan Anies Baswedan
Anies Baswedan--Antara/Yusuf Noegroho.
 
Anies ingin menjaga etika dengan tidak terlalu dalam mencampuri gagasan menteri penerus. Dia hanya ingin menikmati masa-masa lengang setelah tak lagi menjadi menteri. "Saya lagi break (istirahat) dulu, jangan tanya ke saya, saya enggak mau komentar," Anies bergegas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan