Jakarta: Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio menilai digitalisasi televisi nasional akan menekan potensi gerakan radikal. Sebab, pesan ideologi bangsa melalui siaran televisi bisa tersampaikan secara utuh dan luas.
"Kalau tidak ada digitalisasi, bayangkan gerakan-gerakan radikal itu bisa tumbuh. Kalau tidak segera siaran digital, di beberapa daerah bisa tumbuh gerakan digital," kata Agung dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Indonesia Tertinggal, Segera Migrasi TV Digital', Minggu, 12 Juli 2020.
Agung mencontohkan, siaran televisi di perbatasan Malaysia dan Singapura yang meluber ke wilayah Indonesia. Situasi ini bermasalah karena warga Indonesia yang berada di perbatasan lebih sering menonton tayangan kedua negara tetangga itu.
Siaran televisi Indonesia di perbatasan tidak jernih. Bahkan sebagian titik tidak memperoleh siaran televisi nasional.
"TV Malaysia lebih diterima dan televisi tetangga juga mengganggu Indonesia. Bahkan di daerah-daerah, TVRI belum dapat siaran," ujar Agung.
Ironisnya, lanjut Agung, ketika ada suatu pertandingan olahraga antara Indonesia dan Malaysia, masyarakat perbatasan cenderung mendukung negara tetangga. Temuan itu yang berpotensi mengurangi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ideologi bangsa.
"Ini urgensi siaran digital. Untuk mengimbangi siaran tetangga dan menghalangi ideologi yang tumbuh di daerah," ucap Agung.
Baca: Digitalisasi Televisi Diyakini Menjaga Industri Penyiaran
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mempercepat digitalisasi televisi nasional. Menkominfo Johnny G Plate menilai, langkah itu akan mempengaruhi perekonomian dan perkembangan digitalisasi penyiaran global.
Sistem digitalisasi Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga. Sejak World Radio Conference (WRC) 2007, seluruh negara di dunia menyepakati untuk menuntaskan analog switch off (ASO) pada 2015.
Program digitalisasi televisi nasional ini perlu dipercepat guna menghasilkan kualitas penyiaran yang lebih efisien dan optimal untuk kepentingan masyarakat. Digitalisasi juga akan meningkatkan efisiensi kinerja industri penyiaran Tanah Air.
Jakarta: Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio menilai digitalisasi televisi nasional akan menekan potensi gerakan radikal. Sebab, pesan ideologi bangsa melalui siaran televisi bisa tersampaikan secara utuh dan luas.
"Kalau tidak ada digitalisasi, bayangkan gerakan-gerakan radikal itu bisa tumbuh. Kalau tidak segera siaran digital, di beberapa daerah bisa tumbuh gerakan digital," kata Agung dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Indonesia Tertinggal, Segera Migrasi TV Digital', Minggu, 12 Juli 2020.
Agung mencontohkan, siaran televisi di perbatasan Malaysia dan Singapura yang meluber ke wilayah Indonesia. Situasi ini bermasalah karena warga Indonesia yang berada di perbatasan lebih sering menonton tayangan kedua negara tetangga itu.
Siaran televisi Indonesia di perbatasan tidak jernih. Bahkan sebagian titik tidak memperoleh siaran televisi nasional.
"TV Malaysia lebih diterima dan televisi tetangga juga mengganggu Indonesia. Bahkan di daerah-daerah, TVRI belum dapat siaran," ujar Agung.
Ironisnya, lanjut Agung, ketika ada suatu pertandingan olahraga antara Indonesia dan Malaysia, masyarakat perbatasan cenderung mendukung negara tetangga. Temuan itu yang berpotensi mengurangi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ideologi bangsa.
"Ini urgensi siaran digital. Untuk mengimbangi siaran tetangga dan menghalangi ideologi yang tumbuh di daerah," ucap Agung.
Baca: Digitalisasi Televisi Diyakini Menjaga Industri Penyiaran
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah mempercepat digitalisasi televisi nasional. Menkominfo Johnny G Plate menilai, langkah itu akan mempengaruhi perekonomian dan perkembangan digitalisasi penyiaran global.
Sistem digitalisasi Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga. Sejak
World Radio Conference (WRC) 2007, seluruh negara di dunia menyepakati untuk menuntaskan
analog switch off (ASO) pada 2015.
Program digitalisasi televisi nasional ini perlu dipercepat guna menghasilkan kualitas penyiaran yang lebih efisien dan optimal untuk kepentingan masyarakat. Digitalisasi juga akan meningkatkan efisiensi kinerja industri penyiaran Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)