"Suara partai pendukung bakal tereduksi apalagi ada beberapa ketua umum parpol menyatakan diri mau maju dalam bursa calon presiden," kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie kepada Medcom.id, Senin, 16 Mei 2022.
Menurut Jerry, publik tengah meragukan fokus pemerintah untuk melayani masyarakat. Sebab, konsentrasi sejumlah pejabat terpecah dalam menjalankan tugasnya dengan bergerilya meraup suara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Publik menilai pemerintah tidak konsisten dan ini bisa berakibat fatal terhadap kepuasan publik," ujar dia.
Jerry mengatakan menurunnya kepuasan publik harus menjadi ‘lampu kuning’ bagi Jokowi dan parpol pendukung pemerintah. Salah satu caranya, mengevaluasi capaian dan mendengar masukan publik.
"Karena kalau tidak, suara pemilih parpol pendukung koalisi akan bergeser," papar dia.
Baca: Ridwan Kamil Bicara Kemungkinan Dampingi Airlangga di Pilpres 2024
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan kepuasan publik pada kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) merosot menjadi 58 persen. Padahal, survei serupa pada Desember 2021, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi masih 72 persen.
"58,1 persen responden merasa cukup atau sangat puas dengan kerja Presiden Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu, 15 Mei 2022.
Survei dilakukan terhadap 1.228 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki telepon.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih, Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.