Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Candi Kedaton yang terletak di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi, Jambi, harus dilestarikan dengan baik. Kawasan bersejarah itu memiliki rekam jejak peradaban yang perlu terus diperkenalkan kepada generasi-generasi selanjutnya.
"Ini adalah sejarah yang perlu kita lestarikan agar jejak-jejak peradaban kita di bidang pendidikan utamanya juga diketahui," ujar Jokowi saat meninjau Candi Kedaton di Jambi, Kamis, 9 April 2022.
Candi yang terbentuk dari tumpukan batu bata tersebut merupakan bekas pusat pendidikan terbesar di Asia pada abad ke-7. Jokowi meyakini peradaban Indonesia pada saat itu sudah dikenal secara luas oleh penduduk dunia.
"Bukan hanya yang berkaitan dengan teologi tetapi di kawasan cagar budaya Muaro Jambi ini juga dulunya juga menjadi pusat pendidikan bagi kedokteran dan obat-obatan, kemudian filsafat, kemudian arsitektur dan seni, dan yang lain-lainnya," tutur dia.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mulai merestorasi Candi Kedaton di beberapa titik. Upaya tersebut dilakukan guna menjaga situs itu tetap dalam kondisi baik sekaligus menunjukkan kepada masyarakat betapa luasnya kawasan cagar budaya ini.
"Kita harapkan itu akan makin menunjukkan betapa sangat besarnya kawasan cagar budaya Muaro Jambi ini. Kurang lebih 3.980 hektare diperkirakan kawasan ini yang dilingkari oleh sebuah kanal besar yang nanti juga akan diangkat dan diperlihatkan, diperbaiki, direstorasi," ucap Presiden.
Baca: PP Registrasi Cagar Budaya Akan Libatkan Masyarakat
KCBN Muaro Jambi memiliki luas 20 kali lebih besar daripada Candi Borobudur dan dua kali lebih besar dari Kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja. Masyarakat sekitar memercayai kawasan tersebut peninggalan budaya pada masa lalu yang harus dihormati dan dilestarikan secara turun-temurun.
Terdapat 11 candi utama yang ditemukan di KCBN dan sebagian telah dilakukan pemugaran. Namun, di sekitar kawasan tersebut diperkirakan terdapat 82 reruntuhan candi lainnya yang masih terkubur di dalam puluhan gundukan tanah.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menegaskan
Candi Kedaton yang terletak di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi, Jambi, harus dilestarikan dengan baik. Kawasan bersejarah itu memiliki rekam jejak peradaban yang perlu terus diperkenalkan kepada generasi-generasi selanjutnya.
"Ini adalah sejarah yang perlu kita lestarikan agar jejak-jejak peradaban kita di bidang pendidikan utamanya juga diketahui," ujar Jokowi saat meninjau Candi Kedaton di Jambi, Kamis, 9 April 2022.
Candi yang terbentuk dari tumpukan batu bata tersebut merupakan bekas pusat pendidikan terbesar di Asia pada abad ke-7. Jokowi meyakini peradaban Indonesia pada saat itu sudah dikenal secara luas oleh penduduk dunia.
"Bukan hanya yang berkaitan dengan teologi tetapi di kawasan
cagar budaya Muaro Jambi ini juga dulunya juga menjadi pusat pendidikan bagi kedokteran dan obat-obatan, kemudian filsafat, kemudian arsitektur dan seni, dan yang lain-lainnya," tutur dia.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mulai merestorasi Candi Kedaton di beberapa titik. Upaya tersebut dilakukan guna menjaga situs itu tetap dalam kondisi baik sekaligus menunjukkan kepada masyarakat betapa luasnya kawasan cagar budaya ini.
"Kita harapkan itu akan makin menunjukkan betapa sangat besarnya kawasan cagar budaya Muaro Jambi ini. Kurang lebih 3.980 hektare diperkirakan kawasan ini yang dilingkari oleh sebuah kanal besar yang nanti juga akan diangkat dan diperlihatkan, diperbaiki, direstorasi," ucap Presiden.
Baca:
PP Registrasi Cagar Budaya Akan Libatkan Masyarakat
KCBN Muaro Jambi memiliki luas 20 kali lebih besar daripada Candi Borobudur dan dua kali lebih besar dari Kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja. Masyarakat sekitar memercayai kawasan tersebut peninggalan budaya pada masa lalu yang harus dihormati dan dilestarikan secara turun-temurun.
Terdapat 11 candi utama yang ditemukan di KCBN dan sebagian telah dilakukan pemugaran. Namun, di sekitar kawasan tersebut diperkirakan terdapat 82 reruntuhan candi lainnya yang masih terkubur di dalam puluhan gundukan tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)