"Ada 82 persen dari pemilih PAN, 71 persen pemilih PKB, dan 57 persen dari pemilih Golkar (menolak Pemilu ditunda)," kata Burhanuddin dalam HotRoom yang tayang di Metro TV, Rabu, 2 Maret 2022.
Burhanudin menilai isu penundaan Pemilu 2024 yang disuarakan ketiga partai tersebut sebagai strategi kampanye yang buruk. Pasalnya, temuan mendapati suara elite tak sesuai dengan akar rumput.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Elite tentu harus mendengar aspirasi rakyat. Temuan survei yakni 67-70 persen masyarakat Indonesia menolak pemilu di undur ke 2026," ungkap dia.
Baca: Koalisi Masyarakat Sipil Buat Petisi Tolak Penundaan Pemilu 2024
Burhanudin menilai isu penundaan pemilu bisa berdampak pada hilangnya perolehan suara partai politik tersebut. Bahkan, Burhanudin mengibaratkan strategi penundanaan pemilu sebagai bumerang yang bisa merugikan parpol yang bersangkutan.
"Isu ini tidak populer di kalangan publik dan basis pemilih masing-masing. Oleh karenya ketiga partai tersebut perlu kembali ke jalan yang benar," ungkap Burhanudin.
Usulan penundaan pemilu menyeruak. Wacana ini pertama kali disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Muhaimin menilai pemilu layak diundur demi menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi. Belakangan, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengisyaratkan setuju dengan usulan tersebut.