Jakarta: Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem 2022 resmi dibuka. Pembukaan ditandai dengan pidato Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Pidato Surya Paloh bertumpu pada persiapan NasDem menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Lebih jauh, Surya menekankan bahwa rakernas ini sebagai upaya mengecek langsung kesiapan kader menghadapi pesta demokrasi.
Berikut pidato lengkapnya:
Rapat kerja ini tidak hanya menyambut Pemilu 2024 yang akan datang, tetapi jauh dari itu. Rapat kerja ini disiapkan untuk mengecek langsung aktualiasi keberadaan kesiapan seluruh kader partai kita dari Sabang sampai Merauke.
Untuk itu sebenarnya kenapa rapat kerja kali ini menyertakan seluruh potensi kekuatan yang ada di dalam tubuh Partai NasDem. Terima kasih kepada organizing committee untuk terselenggaranya acara yang akan kita mulai sejak malam ini.
Bagaimana pun kita paham pemilu adaah sistem demokrasi yang kita pahami bersama sebagai upaya pergantian kekuasaan. Agar kekuasan tidak menjadi monopoli kekuasaan politik semata.
Pemilu adalah koreksi agar kekuasaan lebih baik dari waktu ke waktu. Sebagai parpol kita sangat serius dan kita siap menyongsong fajar kemenangan baru 2024 mendatang.
Momentum tawarkan capres
Ini adalah momentum yang amat berharga. Agenda perubahan, tawaran melakukan restorasi indonesia, insya allah semakin dekat dengan kenyataan. Keseriusan itu kita tunjukkan dengan rapat kerja wilayah dan menawarkan inisatif konvensi capres.
Kita berpandangan hak mencalonkan diri adalah hak bagi setiap warga negara. NasDem ingin memberi ruang seluas-luasnya bagi yang merasa mampu menjadi pemimpin di negeri ini karena Partai NasDem tak memiliki kecukupan dalam mengajukan syarat mencalonkan sendirian.
Baca: Surya Paloh: NasDem Partai Merdeka, Menentukan Arah Tujuan Sendiri
Maka yang bisa adalah menjaring aspirasi untuk menentukan tiga nama sebagai bakal calon yang akan dimajukan NasDem.
Ini menunjukkan Partai NasDem tidak selalu mebebek ke hasil-hasil survei dalam menentukan capresnya. Kita ingin kesempatan adil tidak hanya pada ketua umum partai, kepala daerah, atau para menteri yang menjadi capres.
Rakernas adalah ajang peneguhan kembali politik kebangsaan Partai NasDem dan sebuah garis politik sejak mendirikan partai.
Kita menyadari kompetisi adalah keniscayaan dan itu kompetisi yang akan berulang lima tahun sekali. Yang lebih penting adalah menjaga keberlangsungan dan eksistensi bangsa. Maka dari itu di atas pemilu ada yang lebih penting yaitu bangsa.
Saya meyakini tidak ada satu partai pun yang memiliki niat untuk membelah negara kita menjadi dua atau berpuluh-puluh negara. Kita tidak ingin melihat negara ini memiliki ideologi baru seperti negara khilafah atau fasistis, Jawa dan non-Jawa, pribumi atau nonpribumi. Tidak ada itu karena kita konsisten dengan restorasi dan pemikiran kita untuk melakukan perubahan itulah cita-cita Partai NasDem.
Pemilu bukan ajang adu domba
Pengalaman dua kali pemilu ke belakang adalah pelajaran bahwa pemilu merupakan amanah konstitusi, bukan ajang adu domba. Apalagi ajang memecah belah. Malah, berkuasa 5 hingga 10 tahun, kita mengorbankan apa yang telah kita capai dalam kurun waktu yang panjang, bangunan keutuhan bangsa.
Masa ini adalah masa pemulihan. Bukan hanya dari persaingan politik, tetapi juga dari dampak pandemi covid-19 yang tidak hanya menyerang aspek kesehatan, tapi juga ekonomi dan sosial.
Kita sudah sepakat persoalan-persoalan identitas bukan lagi persoalan ancaman karena sudah bersatu menjadi Indonesia. Pendiri bangsa sudah sempat mendirikan bangsa untuk semua, bukan untuk satu orang, tapi semua buat semua.
Baca: Surya Paloh: Pemilu Dimaknai Kompetisi, Bukan Ajang Adu Domba
Tidak ada lagi kami dan kalian. Tidak ada lagi kelompokku dan kelompokmu. Hanya ada satu kata, kita Indonesia!
Mereka pun Indonesia. Kita cinta bangsa dan negara ini. Mereka pun tak kalah juga cintanya untuk negara ini.
Lantas mengapa kita harus berdiri berhadapan dan bersitegang? Kita berutang dengan anak cucu kita di masa depan. Mereka ada di bangsa saat ini semua bergantung pada kita. Kita tidak selesai saat ini maka kita hanya menyisakan perpecahan.
Dua tahun pandemi covid-19 cukup memukul sendi ekonomi. Tidak sedikit yang gulung tikar, bahkan PHK. Sektor informal melakukan penyesuaian. Pemerintah mulai membuka prokes lebih baik, geliat sosial ekonomi dirasakan, kita patut berbahagia walau tetap waspada. Partai NasDem harusnya memulai memberikan semangat.
Pilih pemimpin tanpa tekanan
Peta kekuasaan dunia tengah bergeser. Dan Indonesia, diakui atau tidak, akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari hal itu. Sebagai negara terluas sedunia pastilah.
Ke depan kita membutuhkan pemimpin yang bisa bangkit pascapandemi. Mampu menjaga eksistensi negeri ini di tengah gelombong perubahan dunia.
Untuk itulah, pada kesempatan ini, saya ingin menegaskan kita harus tetap konsisten dengan semangat partai. Yang mampu menentukan arah perjalanan untuk bangsa yang kita cintai.
Kita memang semestinya menjaga harmonisasi dengan seluruh institusi politik. Komunikasi yang cair memberi penghargaan satu sama lain. Namun, hal paling prinsip adalah kita adalah partai yang merdeka menentukan arah kita sendiri.
Baca: Surya Paloh: Hentikan Pengelompokan, Kita Indonesia
Ini yang kita miliki. Maka pada rakernas ini saya berharap seluruh aspirasi dalam memilih calon pemimpin nasional pada Pemilu 2024 yang akan datang. Lakukanlah tanpa tekanan dan itu adalah hak saudara dan kedaulatan dalam Partai NasDem ini.
Saya percaya kita masih memiliki calon terbaik dari yang baik. Dari beberapa nama akan berproses menjadi tiga nama yang akan mendapat rekomendasi dan diajukan kepada saya. Tentu saya harus kontemplasi. Tingkat rasional objektivitas dan untuk itu kita akan mempertaruhkan segala risiko untuk membangun.
Tetaplah jalankan rakernas dan disiplin diri untuk membuktikan partai ini memiliki kemampuan yang memiliki ketangguhan dan etos diri yang kuat untuk memberi sesuatu yang berarti.
Lantas mengapa kita harus berdiri berhadapan dan bersitegang? Kita berutang dengan anak cucu kita di masa depan. Mereka ada di bangsa saat ini semua bergantung pada kita. Kita tidak selesai saat ini maka kita hanya menyisakan perpecahan.
Dua tahun pandemi covid-19 cukup memukul sendi ekonomi. Tidak sedikit yang gulung tikar, bahkan PHK. Sektor informal melakukan penyesuaian. Pemerintah mulai membuka prokes lebih baik, geliat sosial ekonomi dirasakan, kita patut berbahagia walau tetap waspada. Partai NasDem harusnya memulai memberikan semangat.
Pilih pemimpin tanpa tekanan
Peta kekuasaan dunia tengah bergeser. Dan Indonesia, diakui atau tidak, akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari hal itu. Sebagai negara terluas sedunia pastilah.
Ke depan kita membutuhkan pemimpin yang bisa bangkit pascapandemi. Mampu menjaga eksistensi negeri ini di tengah gelombong perubahan dunia.
Untuk itulah, pada kesempatan ini, saya ingin menegaskan kita harus tetap konsisten dengan semangat partai. Yang mampu menentukan arah perjalanan untuk bangsa yang kita cintai.
Kita memang semestinya menjaga harmonisasi dengan seluruh institusi politik. Komunikasi yang cair memberi penghargaan satu sama lain. Namun, hal paling prinsip adalah kita adalah partai yang merdeka menentukan arah kita sendiri.
Baca:
Surya Paloh: Hentikan Pengelompokan, Kita Indonesia
Ini yang kita miliki. Maka pada rakernas ini saya berharap seluruh aspirasi dalam memilih calon pemimpin nasional pada Pemilu 2024 yang akan datang. Lakukanlah tanpa tekanan dan itu adalah hak saudara dan kedaulatan dalam Partai NasDem ini.
Saya percaya kita masih memiliki calon terbaik dari yang baik. Dari beberapa nama akan berproses menjadi tiga nama yang akan mendapat rekomendasi dan diajukan kepada saya. Tentu saya harus kontemplasi. Tingkat rasional objektivitas dan untuk itu kita akan mempertaruhkan segala risiko untuk membangun.
Tetaplah jalankan rakernas dan disiplin diri untuk membuktikan partai ini memiliki kemampuan yang memiliki ketangguhan dan etos diri yang kuat untuk memberi sesuatu yang berarti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)