Jokowi dan Jusuf Kalla. Foto: MI/Panca Syurkani
Jokowi dan Jusuf Kalla. Foto: MI/Panca Syurkani

Elektabilitas Jokowi Mandek Terpukul Isu SARA

Faisal Abdalla • 26 Desember 2017 17:08
Jakarta: Konsolidasi politik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sepanjang 2017 dinilai cukup baik. Meski begitu, laju kenaikan elektabilitas Jokowi masih bergerak lambat.
 
Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan 2017 merupakan tahun konsolidasi politik Jokowi. Hal ini terbukti karena hampir sebagian besar partai pendukung pemerintah seperti NasDem, Golkar, PPP, dan Hanura sudah menyatakan dukungan untuk periode mendatang. Namun, dari segi elektoral, Jokowi dinilai belum aman.
 
"Dari segi konsolidasi politik sudah baik, tapi elektoralnya belum. Saat ini masih 40-45 persen. Naik, tapi lamban sekali," ujar Ray dalam diskusi bertajuk 'Tutup Tahun 2017, Jemput Tahun Politik 2018', di Setiabudi, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Desember 2017.

Ray menilai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) adalah salah satu musabab lambat naiknya elektabilitas Jokowi. Ray menyebut isu SARA sangat efektif untuk mendongkrak maupun menjatuhkan angka elektoral seseorang.
 
"Dugaan saya karena (elektabilitas Jokowi) masih terkena imbas dari politik SARA. Isu SARA ini salah satu tantangan Jokowi," imbuh Ray.
 
Baca: Gerindra Anggap Wajar Hasil Survei Elektabilitas Jokowi
 
Ray menyebut komunisme hingga terlalu mengutamakan perekonomian Tiongkok adalah dua contoh isu SARA yang kerap digaungkan pihak lawan untuk menyerang Jokowi.
 
Jokowi masih memiliki waktu 1,5 tahun untuk mempercepat kenaikan elektabillitasnya. "Pak Jokowi harus bisa meyakinkan pemilih kalau beliau bukan seperti yang dituduhkan. Tentu masih ada kesempatan untuk mencapai 51 persen (elektabilitas). Masih ada 1,5 tahun," ujar Ray.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan