Presiden Joko Widodo menutup gelaran KTT G20 di Bali. Foto: Presidensi G20 Indonesia
Presiden Joko Widodo menutup gelaran KTT G20 di Bali. Foto: Presidensi G20 Indonesia

Presiden: Pembahasan Konflik Rusia-Ukraina di KTT G20 Berlangsung Alot

Andhika Prasetyo • 16 November 2022 17:42
Bali: Sangat alot. Begitulah situasi yang digambarkan Presiden Joko Widodo saat para pemimpin G20 yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) membahas konflik antara Rusia dan Ukraina.
 
Isu tersebut begitu diperdebatkan karena sebagian besar negara berpandangan apa yang dilakukan Rusia telah menyalahi hukum-hukum internasional. Mereka juga memiliki penilaian yang berbeda-beda terkait sanksi yang semestinya diberikan kepada ‘Negeri Beruang Putih’.
 
Sementara, di forum tersebut juga terdapat perwakilan Rusia yang juga ikut memberikan suara. Hal ini menyebabkan diskusi berlangsung alot diantara para delegasi G20.

"Diskusi ini berlangsung sangat alot sekali. Ada perwakilan Rusia juga yang hadir di KTT saat itu," ujar Jokowi saat konferensi pers di Bali International Convention Center, Bali, Rabu, 16 November 2022.
 
Namun, pada akhirnya, melalui konsensus, disepakati bahwa para pemimpin G20 mengutuk perang yang terjadi di Ukraina karena telah melanggar batas-batas wilayah, melanggar integritas wilayah, mengakibatkan penderitaaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi.
 
Presiden Jokowi menyebut, deklarasi terdiri atas 52 paragraf dan paragraf yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan terhadap perang di Ukraina. Meski menjadi perdebatan, G20 menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada perekonomian global.
 
"Pemulihan ekonomi juga tidak akan tercapai tanpa adanya perdamaian. Oleh karena itu saya terus menyerukan agar perang dihentikan," ungkapnya.
 

Baca juga: Ma'ruf Amin Sengaja Tak Hadiri KTT G20, Jubir: Wapres Jaga Gawang


 
Sebagaimana diketahui KTT G20 Bali ditutup dengan pengesahan Leaders’ Declaration yang berisi 52 paragraf. Adapun, isu terkait konflik Rusia dan Ukraina berada di paragraf ketiga dengan bunyi sebagai berikut:
 
'Tahun ini, kita juga menyaksikan perang di Ukraina yang berdampak buruk pada perekonomian dunia. Ada diskusi tentang masalah ini. Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana juga dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, sangat menyesalkan agresi oleh Rusia terhadap Ukraina dan menuntutnya untuk menarik pasukan dari Ukraina. Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan itu menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang luar biasa, menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasok, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan. Di sana ada pandangan lain dan penilaian yang berbeda tentang situasi dan sanksi. Menyadari itu, G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, namun kami mengakui bahwa masalah keamanan bisa memiliki konsekuensi signifikan bagi ekonomi global.'

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan