Ilustrasi--Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo. Foto: Branda Antara
Ilustrasi--Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo. Foto: Branda Antara

KLHK Dorong Pertumbuhan Industri Penanganan Sampah di 2023

Atalya Puspa • 08 Januari 2023 17:16
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mendorong tumbuhnya indistrialisasi penanganan sampah di Indonesia pada 2023. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati.
 
"Kita akan mendorong tumbuhnya industrialisasi pengelolaan sampah sehingga kebijakan waste to electricity dengan kebijakan Perpres 35 tahun 2019 akan dimaksimalkan," kata Vivien saat dihubungi, Minggu, 8 Januari 2023.
 
KLHK juga akan memaksimalkan kebijakan RDF technology dengan memaksimalkan offtaker industri semen, power plant dan industri lainnya. Selain itu, membangun teknologi sampah menjadi pupuk dengan teknologi black soldier fly (BSF).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sebagai informasi, timbulan sampah di Indonesia pada 2021, menurut data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, adalah sekitar 68,5 juta ton. Ini akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. 
 
Dari angka tersebut, sebanyak 64,52 persen sampah telah terkelola. Potensi pemanfatan sampah untuk ekonomi sirkular mencapai Rp426 miliar.
 
Vivien menjelaskan ekonomi sirkular pada tingkatan produsen atau badan usaha telah dimulai dengan menerapkan Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas atau Extended Producer Responsibility (EPR). Sebanyak 15 badan usaha telah menerapkan EPR dengan jumlah sampah terkurangi sebesar 1.145,5 ton. Pemerintah juga tengah melakukan pendampingan teknis peta jalan pengurangan sampah pada 353 badan usaha.
 
Selain penerapan EPR pada tingkat produsen/badan usaha, potensi ekonomi sirkular juga terdapat pada tingkatan masyarakat. Saat ini terdapat 14.457 unit bank sampah dengan jumlah nasabah sebanyak 403.197 orang dengan sampah terkelola rata-rata 460.554,46 ton/tahun. Nilai ekonomi dari tingkatan ini diperkirakan mencapai 5,1 miliar rupiah.
 

Baca: KLHK Gandeng UGM Kaji Sistem Penguatan Ketersediaan Air di Indonesia


Pada tingkatan industri, Vivien menyebut jumlah sampah yang telah terkelola misalnya pada 36 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) mencapai 27.886 ton, kemudian pada 75 rumah kompos sebanyak 16.105 ton, pada 22 Pusar Daur Ulang (PDU) diperkirakan 18.689 ton/hari. Selain itu, sampah yang terkelola dengan jumlah yang besar juga terdapat pada suatu fasilitas RDF dengan jumlah kelola sampah sebesar 50.804 ton. Kemudian pada 2 fasilitas ITF dengan 6.036 ton, serta pada 282 TPS3R sebesar 87.574 ton.
 
Pada sektor informal, Vivien menyampaikan bahwa pekerja yang mencari dan mengumpulkan sampah atau pemulung diperkirakan dapat mengelola sampah sebanyak 10-20 kg/hari/orang. Sedangkan pada tingkatan pengepul, dapat mengelola sampah 200-700 kg/hari. Kewirausahaan sosial-pun memanfaatkan sampah dalam bisnis usahanya. Terdapat 176 mitra yang rata-rata dapat mengelola 50 ton sampah setiap bulannya.
 
Ia melanjutkan, untuk mengembangkan industrialisais pengelolaan sampah, hal terpenting ialah pembiayaan dan pendanaan.
 
"Dalam hal ini KLHK sedang melakukan komunikasi intens dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) terkait instruksi presiden. Di samping itu, pendanaan dari berbagai pihak termasuk donor juga menjadi pilihan penting," ungkap dia.
 
(AGA)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif