Diaz Hendropriyono saat masa kampanye Jokowi-JK. Foto: MI/M. Irfan
Diaz Hendropriyono saat masa kampanye Jokowi-JK. Foto: MI/M. Irfan

Eks Relawan Jokowi: Penunjukan Diaz Jangan Jadi Polemik

13 Juli 2016 02:04
medcom.id, Jakarta: Pengangkatan Diaz Hendropriyono sebagai Staf Khusus Presiden menuai polemik. Ketua eks Relawan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI lalu, Riezky Delastama, meminta polemik itu dihentikan.
 
"Saya menyesalkan hal ini harus dibesar-besarkan. Seharusnya keberadaan kaum muda di lingkup Istana didukung dan disambut baik, bukan justru diributkan. Ini tentunya memberi semangat dan perspektif segar di Istana," kata Riezky, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/7/2016).
 
Riezky yakin Diaz adalah sosok muda yang berkompeten dan memiliki rekam jejak jelas. "Kalau masih ragu silakan lihat latar belakang pendidikan Diaz. Lain halnya jika seseorang yang tak berkompeten dipaksakan mengisi jabatan tertentu. Saya rasa nada sumbang mengenai hal ini tendesius dan hasil ketidakpuasan beberapa pihak saja," ujar dia.

Menurut dia, kaum muda saat ini lebih baik bersinergi dan saling mendukung untuk membangun negara menuju masa depan yang lebih baik. Bukan saling menjatuhkan satu sama lain.
 
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Johan Budi membantah adanya unsur titipan pada penunjukan Goris Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai Staf Khusus Presiden. 
 
"Presiden mengangkat pak Goris maupun Diaz tentu ingin mendapat masukan yang berkaitan dengan tugas-tugas Presiden, dengan kemampuan Goris Mere maupun pak Diaz," jelasnya.
 
Presiden, tegas Johan, pasti memiliki pertimbangan khusus. Presiden juga disebut memerhatikan perjalanan karier dua Staf Khusus barunya itu.
 
Presiden Jokowi disebut mengangkat Goris dan Diaz menjadi Staf Khusus Bidang Intelijen dan Sosial. Penunjukkan keduanya juga disebut atas dasar titipan. Apalagi, Diaz merupakan putra ketiga tokoh intelijen Abdullah Makhmud Hendropriyono.
 
Diaz juga dikenal sebagai relawan Jokowi semasa kampanye. Kini, Diaz memegang jabatan sebagai Komisaris PT Telkomsel dan beberapa jabatan strategis lainnya.
 
Sementara Goris Mere adalah sosok penting di Polri beberapa waktu lalu. Ia pernah menjabat ketua BNN. Goris juga menjadi tokoh sentral terbentuknya Densus 88 Antiteror Polri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan