Jakarta: Indonesia memiliki visi menjadi negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap) di 2045. Salah satu kunci guna mencapai visi itu ialah melalui pendidikan yang menciptakan sumber daya manusia unggul.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar Kebangkitan Nasional dan Peran Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pelantikan Pengurus Ikagan Alumni UIN Syarif Hidayatullah (IKALUIN) periode 2020-2024. Airlangga mengatakan pada 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional untuk meneladani semangat juang para pendahulu dalam mewujudkan bangsa yang mandiri, lepas dari penjajahan.
"Oleh karena itu, kita harus berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan bangsa yang merdeka melalui perannya masing-masing, merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, dan merdeka dari cara-cara birokrasi yang menghambat pertumbuhan. Tidak lupa, semoga kita juga dapat merdeka dari pandemi covid-19 dan membuat ekonomi mandiri," tutur Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu, 22 Mei 2021.
Dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi dan penanganan covid-19, kata Airlangga, pemerintah selalu membutuhkan kerja sama dari masyarakat, terutama dari dunia akademik, memastikan seluruh kebijakan dan strategi yang diambil pemerintah dapat berjalan optimal. Pandemi ini sebenarnya adalah momentum tepat untuk mempercepat transformasi ekonomi mencapai visi Indonesia Maju.
Baca: Kepala BRIN: 70% Kemampuan Riset Bergantung pada SDM Unggul
Saat ini, tren harian kasus covid-19 secara nasional terus menurun. Persentase kasus aktif dan kesembuhan lebih baik daripada global. Seiring dengan penanganan pandemi yang membaik, perekonomian Indonesia juga diprediksi rebound dengan proyeksi pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,3 persen di 2021 dan 5,4 persen hingga 6 persen di 2022.
Untuk menjaga momentum positif ini, pemerintah akan fokus menjaga sinergi gas rem dalam perumusan kebijakan ekonomi dan penanganan kesehatan guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, reformasi regulasi dalam UU Cipta Kerja dan turunannya diharapkan akan menjadi faktor pendongkrak ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.
Untuk mendorong investasi, ada UU Cipta Kerja dan Perpres No. 10 Tahun 2021 yang mengatur tentang daftar prioritas investasi. Semua bidang usaha dinyatakan terbuka untuk penanaman modal, kecuali yang dinyatakan tertutup oleh UU dengan tetap memperhatikan perlindungan dan pemberdayaan UMKM.
Dengan dihapusnya berbagai hambatan regulasi dan investasi, diharapkan akan membantu menarik investor. Kemudian, memunculkan usaha-usaha baru, menciptakan lapangan kerja, dan membantu Indonesia mewujudkan mimpinya menjadi negara maju.
Jakarta: Indonesia memiliki visi menjadi negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (
middle income trap) di 2045. Salah satu kunci guna mencapai visi itu ialah melalui pendidikan yang menciptakan
sumber daya manusia unggul.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar Kebangkitan Nasional dan Peran Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pelantikan Pengurus Ikagan Alumni UIN Syarif Hidayatullah (IKALUIN) periode 2020-2024. Airlangga mengatakan pada 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional untuk meneladani semangat juang para pendahulu dalam mewujudkan bangsa yang mandiri, lepas dari penjajahan.
"Oleh karena itu, kita harus berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan bangsa yang merdeka melalui perannya masing-masing, merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, dan merdeka dari cara-cara birokrasi yang menghambat pertumbuhan. Tidak lupa, semoga kita juga dapat merdeka dari pandemi
covid-19 dan membuat ekonomi mandiri," tutur Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu, 22 Mei 2021.
Dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi dan penanganan covid-19, kata Airlangga, pemerintah selalu membutuhkan kerja sama dari masyarakat, terutama dari dunia akademik, memastikan seluruh kebijakan dan strategi yang diambil pemerintah dapat berjalan optimal. Pandemi ini sebenarnya adalah momentum tepat untuk mempercepat transformasi ekonomi mencapai visi Indonesia Maju.
Baca: Kepala BRIN: 70% Kemampuan Riset Bergantung pada SDM Unggul
Saat ini, tren harian kasus covid-19 secara nasional terus menurun. Persentase kasus aktif dan kesembuhan lebih baik daripada global. Seiring dengan penanganan pandemi yang membaik, perekonomian Indonesia juga diprediksi rebound dengan proyeksi pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,3 persen di 2021 dan 5,4 persen hingga 6 persen di 2022.
Untuk menjaga momentum positif ini, pemerintah akan fokus menjaga sinergi gas rem dalam perumusan kebijakan ekonomi dan penanganan kesehatan guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, reformasi regulasi dalam UU Cipta Kerja dan turunannya diharapkan akan menjadi faktor pendongkrak ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.
Untuk mendorong investasi, ada UU Cipta Kerja dan Perpres No. 10 Tahun 2021 yang mengatur tentang daftar prioritas investasi. Semua bidang usaha dinyatakan terbuka untuk penanaman modal, kecuali yang dinyatakan tertutup oleh UU dengan tetap memperhatikan perlindungan dan pemberdayaan UMKM.
Dengan dihapusnya berbagai hambatan regulasi dan investasi, diharapkan akan membantu menarik investor. Kemudian, memunculkan usaha-usaha baru, menciptakan lapangan kerja, dan membantu Indonesia mewujudkan mimpinya menjadi negara maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)