Jakarta: Partai Demokrat dinilai memainkan strategi menjadi korban atau playing victim dalam isu kudeta. Masalah ini membuat Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berseteru dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang dituding hendak merebut kepemimpinan partai.
"Saya kira itu (playing victim) yang tengah dibidik Partai Demokrat," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti dalam diskusi Smart FM, Sabtu, 6 Februari, 2021.
Dugaan playing victim ini tak lepas dari beberapa pihak yang ikut terbawa dalam polemik ini. Semua pihak tersebut berasal dari rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kader yang pro-AHY menyebut Moeldoko mencatut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly untuk mencari dukungan di Demokrat. Selain itu, dua partai diklaim mendukung niat Moeldoko maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca: Modus Moeldoko untuk Bertemu Kader Demokrat di Jakarta
"Sehingga seolah-olah orang melihat AHY dizalimi oleh banyak orang dan semua orang itu berkumpul di kekuasaan," ujar dia.
Penilaian tersebut dibantah Sekretaris Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Dia menyebut polemik ini terjadi tanpa sepengetahuan partai.
"Kita sendiri terkaget dan terheran-heran tiba-tiba ada dari luar partai ingin bikin KLB (kongres luar biasa) untuk Pilpres 2024," kata Andi dalam diskusi Smart FM, Sabtu, 6 Februari, 2021.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mempertanyakan apakah upaya Moeldoko tersebut atas kemauan sendiri atau ada pihak lain yang mendukung. Pasalnya, mantan Panglima TNI itu membawa sejumlah nama pejabat pemerintahan.
"Apalagi klaim jual nama, termasuk 'Pak Lurah'. Karena beliau ini kan kedudukannya KSP. Lalu mereka membuat gerakan-gerakan," ujar dia.
Jakarta:
Partai Demokrat dinilai memainkan strategi menjadi korban atau
playing victim dalam isu kudeta. Masalah ini membuat Ketua Umum
Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berseteru dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang dituding hendak merebut kepemimpinan partai.
"Saya kira itu (
playing victim) yang tengah dibidik Partai Demokrat," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti dalam diskusi Smart FM, Sabtu, 6 Februari, 2021.
Dugaan
playing victim ini tak lepas dari beberapa pihak yang ikut terbawa dalam polemik ini. Semua pihak tersebut berasal dari rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kader yang pro-AHY menyebut Moeldoko mencatut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly untuk mencari dukungan di Demokrat. Selain itu, dua partai diklaim mendukung niat Moeldoko maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca:
Modus Moeldoko untuk Bertemu Kader Demokrat di Jakarta
"Sehingga seolah-olah orang melihat AHY dizalimi oleh banyak orang dan semua orang itu berkumpul di kekuasaan," ujar dia.
Penilaian tersebut dibantah Sekretaris Majelis Tinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Dia menyebut polemik ini terjadi tanpa sepengetahuan partai.
"Kita sendiri terkaget dan terheran-heran tiba-tiba ada dari luar partai ingin bikin KLB (kongres luar biasa) untuk Pilpres 2024," kata Andi dalam diskusi Smart FM, Sabtu, 6 Februari, 2021.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mempertanyakan apakah upaya Moeldoko tersebut atas kemauan sendiri atau ada pihak lain yang mendukung. Pasalnya, mantan Panglima TNI itu membawa sejumlah nama pejabat pemerintahan.
"Apalagi klaim jual nama, termasuk 'Pak Lurah'. Karena beliau ini kan kedudukannya KSP. Lalu mereka membuat gerakan-gerakan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)