Sejumlah warga berunjuk rasa menolak kebangkitan PKI di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/8/2015). Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah warga berunjuk rasa menolak kebangkitan PKI di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/8/2015). Foto: Antara/Zabur Karuru

SMRC: Isu Kebangkitan PKI Digerakkan Kekuatan Politik

Wandi Yusuf • 29 September 2017 16:46
medcom.id, Jakarta: Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyatakan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) tumbuh subur di pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dari situ, SMRC menyimpulkan isu ini bukan terjadi secara alamiah.
 
"Opini kebangkitan PKI hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu, terutama pendukung Prabowo dan mesin
politik PKS dan Gerindra," kata Peneliti SMRC Sirojudin Abbas, menarik simpulan usai merilis survei nasional bertajuk "Isu Kebangkitan PKI: Penilaian Publik Nasional", di Jakarta, Jumat 29 September 2017.
 
Isu kebangkitan PKI, kata dia, masih menjadi dampak ikutan dari hasil pemilihan presiden pada 2014. Menurutnya, jika keyakinan adanya kebangkitan PKI itu alamiah, akan ditemukan merata di semua partai atau pendukung kedua calon. Namun, hasil survei justru melihat isu itu dimobilisasi pihak tertentu.

"Gejala hasil mobilisasi itu juga terlihat pada warga yang cenderung punya akses ke media massa, terutama media sosial."
 
Baca: SMRC: Jokowi tak Identik dengan PKI
 
Jika tak digerakkan, kata Sirojudin, yang lebih tahu tentang isu ini seharusnya lebih banyak dari kalangan senior. Terutama mereka yang masa hidupnya dengan peristiwa yang terjadi pada 1965 itu. "Yang melek justru warga yang lebih junior, produk masa reformasi," katanya.
 
Melalui survei ini, Sirojudin melihat, isu kebangkitan PKI tak penting karena tak dirasakan oleh hampir semua warga. "Yang terlihat, isu ini justru ditujukan untuk
memperlemah dukungan rakyat kepada Jokowi. Dan isu ini ternyata bukan pilihan strategis yang berpengaruh (mengubah opini)," katanya.
 
Baca: SMRC: Warga tak Percaya Wacana Kebangkitan PKI
 
Survei ini melibatkan 1.220 responden dari seluruh Indonesia yang sudah memiliki hak pilih. Pemilihan responden dilakukan secara acak (multistage random sampling). Tingkat kesalahan atau margin of error dari survei ini sekitar 3,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.
 
SMRC juga melakukan kontrol kualitas terhadap 20 persen responden yang berhasil diwawancara. Semua responden diwawancarai pada rentang 3-10 September 2017.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan