Jakarta: Juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, mengkritisi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang berujung ricuh pada 8 Oktober 2020. Dia membeberkan sejumlah kejanggalan dalam demonstrasi itu.
"Saya amati ini demonya aneh, minim sekali peraga, spanduk yang menyuarakan (aspirasi)," ujarnya dalam program Crosschek Medcom.id, bertajuk Dalang Rusuh Demo Buruh, Siapa? melalui telekonferensi, Minggu, 18 Oktober 2020.
Kondisi itu berbeda dengan unjuk rasa yang terjadi pada 1998. Alat peraga yang menunjukkan aspirasi masyarakat terpampang jelas.
Baca: Semua Pihak Diminta Menahan Diri Melontarkan Pernyataan Kontroversi soal UU Ciptaker
Selain itu, perbedaan antara peserta unjuk rasa yang tertib dan pelaku kerusuhan tampak terlihat jelas. Misalnya kelompok berjaket, topi, dan tudung hitam yang menginisiasi kerusuhan.
"Ketika terjadi bentrok, massa yang siap kabur itu yang rusuh, bukan yang tertib. Karena kalau mindset yang tertib enggak punya ancang-ancang lari ke mana," tuturnya.
Imbas adanya perusuh, sejumlah massa aksi damai ikut ditangkap polisi. Buruh dan mahasiswa jadi korban salah tangkap.
Jakarta: Juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, mengkritisi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU
Ciptaker) yang berujung ricuh pada 8 Oktober 2020. Dia membeberkan sejumlah kejanggalan dalam demonstrasi itu.
"Saya amati ini demonya aneh, minim sekali peraga, spanduk yang menyuarakan (aspirasi)," ujarnya dalam program
Crosschek Medcom.id, bertajuk Dalang Rusuh
Demo Buruh, Siapa? melalui telekonferensi, Minggu, 18 Oktober 2020.
Kondisi itu berbeda dengan
unjuk rasa yang terjadi pada 1998. Alat peraga yang menunjukkan aspirasi masyarakat terpampang jelas.
Baca: Semua Pihak Diminta Menahan Diri Melontarkan Pernyataan Kontroversi soal UU Ciptaker
Selain itu, perbedaan antara peserta unjuk rasa yang tertib dan pelaku kerusuhan tampak terlihat jelas. Misalnya kelompok berjaket, topi, dan tudung hitam yang menginisiasi kerusuhan.
"Ketika terjadi bentrok, massa yang siap kabur itu yang rusuh, bukan yang tertib. Karena kalau mindset yang tertib enggak punya ancang-ancang lari ke mana," tuturnya.
Imbas adanya perusuh, sejumlah massa aksi damai ikut ditangkap polisi. Buruh dan mahasiswa jadi korban salah tangkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)