Jakarta: Survei Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) merilis hasil survei elektabilitas tokoh potensial maju di Pemilu 2024. Hasilnya, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mencapai 15,51 persen. Elektabilitas itumelampaui elektabilitas partainya sebesar 13,22 persen.
Dalam rilisnya, CISA menempatkan AHY sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi kedua setelah Anies Baswedan dengan 19,2 persen. Elektabilitas Partai Demokrat juga berada di urutan kedua setelah PDIP 18,91 persen.
Survei dilaksanakan pada 27 Mei-1 Juni 2021, dengan wawancara langsung pada 1.600 responden di 34 provinsi yang dipilih dengan multistage random sampling. Margin of error 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo, dan Erick menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga," kata Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA.
Baca: Demokrat Ancang-ancang Usung AHY di Pilpres 2024
Seperti, di Jawa Timur, Herry mengatakan, Ganjar, AHY, dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya. Dominasi Ganjar masih sulit ditumbangkan di Jateng. Sedangkan Anies, Prabowo dan AHY memimpin di Jabar. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena responden cenderung memilih Anies, AHY dan Erick Tohir.
"Namun di Sumut, peluang keterpilihan baik Anies, AHY dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Adi Prayitno mengingatkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk 'terkunci' pada angka elektabilitas tertentu.
"Politik masih bergerak dinamis, karena itu angka elektabilitas masih bisa berubah-ubah. Apalagi lembaga-lembaga survei berbeda-beda dalam melakukan sampling, mengumpulkan data dan menarik analisa. Jangan terpaku pada angka elektabilitas, lebih baik cermati trennya," saran Adi.
Adi mengakui bahwa tren elektabilitas Partai Demokrat dan Ketum AHY memang sedang tinggi. "Mereka diuntungkan oleh clear victory dalam kasus upaya kudeta kepemimpinan PD, baik secara politik maupun hukum," jelas Adi.
Selain itu, AHY memiliki posisi yang unik. "Dia masih muda, memimpin partai besar, menunjukkan kepemimpinannya yang tegas dan cekatan, selama krisis kudeta baik kedalam maupun keluar," urai Adi, "Sebagai tokoh diluar pemerintahan, AHY punya keleluasaan tersendiri untuk pergi ke daerah-daerah, menemui berbagai tokoh dan kalangan serta bersikap kritis pada pemerintah tanpa perlu bermusuhan," kata Adi.
Jakarta: Survei Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) merilis hasil survei elektabilitas tokoh potensial maju di Pemilu 2024. Hasilnya, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mencapai 15,51 persen. Elektabilitas itumelampaui elektabilitas partainya sebesar 13,22 persen.
Dalam rilisnya, CISA menempatkan AHY sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi kedua setelah Anies Baswedan dengan 19,2 persen. Elektabilitas Partai Demokrat juga berada di urutan kedua setelah PDIP 18,91 persen.
Survei dilaksanakan pada 27 Mei-1 Juni 2021, dengan wawancara langsung pada 1.600 responden di 34 provinsi yang dipilih dengan multistage random sampling. Margin of error 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo, dan Erick menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga," kata Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA.
Baca:
Demokrat Ancang-ancang Usung AHY di Pilpres 2024
Seperti, di Jawa Timur, Herry mengatakan, Ganjar, AHY, dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya. Dominasi Ganjar masih sulit ditumbangkan di Jateng. Sedangkan Anies, Prabowo dan AHY memimpin di Jabar. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena responden cenderung memilih Anies, AHY dan Erick Tohir.
"Namun di Sumut, peluang keterpilihan baik Anies, AHY dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Adi Prayitno mengingatkan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk 'terkunci' pada angka elektabilitas tertentu.
"Politik masih bergerak dinamis, karena itu angka elektabilitas masih bisa berubah-ubah. Apalagi lembaga-lembaga survei berbeda-beda dalam melakukan sampling, mengumpulkan data dan menarik analisa. Jangan terpaku pada angka elektabilitas, lebih baik cermati trennya," saran Adi.
Adi mengakui bahwa tren elektabilitas Partai Demokrat dan Ketum AHY memang sedang tinggi. "Mereka diuntungkan oleh clear victory dalam kasus upaya kudeta kepemimpinan PD, baik secara politik maupun hukum," jelas Adi.
Selain itu, AHY memiliki posisi yang unik. "Dia masih muda, memimpin partai besar, menunjukkan kepemimpinannya yang tegas dan cekatan, selama krisis kudeta baik kedalam maupun keluar," urai Adi, "Sebagai tokoh diluar pemerintahan, AHY punya keleluasaan tersendiri untuk pergi ke daerah-daerah, menemui berbagai tokoh dan kalangan serta bersikap kritis pada pemerintah tanpa perlu bermusuhan," kata Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)