Jakarta: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menyebut Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) telah bermanuver ke politik praktis. Sehingga, tidak bisa semua masukannya diterima oleh pemerintah.
"Kalau kami cermati, masukan-masukannya ada yang bisa diterima. Tetapi kalau kita lihat dinamika belakangan ini sifatnya sudah manuver politik," kata Donny kepada wartawan, Jumat, 2 Oktober 2020.
Menurut dia, masukan yang diberikan KAMI tak murni. Dia menduga ada kepentingan tertentu dari KAMI.
"Jadi bukan catatan yang sifatnya murni, karena ada indikasi bahwa ada politik praktisnya. Sah-sah saja sebenarnya," ungkap dia.
Dia menyayangkan bila manuver yang dilakukan KAMI justru menimbulkan kegaduhan. Sebab, masyarakat saat ini butuh ketenangan di tengah pandemi covid-19.
"Harus diingat bahwa kita sedang menghadapi krisis akibat covid-19. Jadi, apabila manuver politik dilakukan, yang dirugikan negara dan rakyat Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala KSP Jenderal (Purn) Moeldoko menyebut KAMI dibentuk hanya untuk kepentingan. Namun, ia tak melarang KAMI berdiri.
"Mereka itu bentuknya hanya sekumpulan kepentingan. Silahkan saja, tidak ada yang melarang," kata Moeldoko kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.
Moeldoko mengatakan pemerintah akan menyaring tiap gagasan yang diberikan organisasi manapun. Bila bagus, gagasan itu akan dipakai.
"Kalau gagasannya bagus, kita ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungannya," ujar Moeldoko.
Jakarta: Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menyebut Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (
KAMI) telah bermanuver ke politik praktis. Sehingga, tidak bisa semua masukannya diterima oleh pemerintah.
"Kalau kami cermati, masukan-masukannya ada yang bisa diterima. Tetapi kalau kita lihat dinamika belakangan ini sifatnya sudah manuver politik," kata Donny kepada wartawan, Jumat, 2 Oktober 2020.
Menurut dia, masukan yang diberikan KAMI tak murni. Dia menduga ada kepentingan tertentu dari KAMI.
"Jadi bukan catatan yang sifatnya murni, karena ada indikasi bahwa ada politik praktisnya. Sah-sah saja sebenarnya," ungkap dia.