Jakarta: Politikus senior Partai Demokrat Marzuki Alie prihatin dengan kondisi partai lambang bintang mercy itu saat ini. Salah satunya karena kewajiban setoran 'uang mahar' bagi kader yang ingin maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Kalau di zaman saya dulu ada kader mau maju jadi kepala daerah itu enggak ada setar-setor sama sekali. Maksudnya ada 'uang mahar'," kata Marzuki pada video di akun YouTube Medcom.id, Sabtu, 6 Januari 2021.
Mantan Ketua DPR itu menyebutkan informasi tersebut didapat berdasarkan pengakuan kader-kader binaannya yang ingin maju dalam pilkada. Banyak dari mereka urung mencalonkan diri karena tidak bisa memenuhi uang mahar tersebut.
"Ini kan memprihatinkan padahal mereka sudah berjuang mendapatkan kursi di daerah masing-masing," ungkap dia.
Baca: Modus Moeldoko untuk Bertemu Kader Demokrat di Jakarta
Menurut dia, hal itu bisa jadi permainan di lingkaran Ketua Umum (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Semestinya, kata Marzuki, praktik mahar tersebut ketahuan dan diselesaikan.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat itu menegaskan praktek tersebut sangat tidak dibenarkan pada eranya. Bahkan, eks Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah besar jika mengetahui hal itu.
"Pak SBY bilang ke saya, 'Pak Marzuki saya ini menjaga muruah partai luar biasa tapi saya seperti ditusuk-tusuk dari belakang karena mereka main uang.' Ini cerita saat saya jadi sekjen," sebut dia.
Bahkan, kata Marzuki, Demokrat dulu menyokong kader yang ingin maju dalam kontestasi kepala daerah. Salah satunya, memberikan bantuan logistik kampanye.
"Itu yang kita lakukan. Kalau kondisi sekarang begini itu yang membuat keprihatinan saya," ujar dia.
Jakarta: Politikus senior
Partai Demokrat Marzuki Alie prihatin dengan kondisi partai lambang bintang mercy itu saat ini. Salah satunya karena kewajiban setoran 'uang mahar' bagi kader yang ingin maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).
"Kalau di zaman saya dulu ada kader mau maju jadi kepala daerah itu enggak ada setar-setor sama sekali. Maksudnya ada 'uang mahar'," kata Marzuki pada video di akun
YouTube Medcom.id, Sabtu, 6 Januari 2021.
Mantan Ketua DPR itu menyebutkan informasi tersebut didapat berdasarkan pengakuan kader-kader binaannya yang ingin maju dalam pilkada. Banyak dari mereka urung mencalonkan diri karena tidak bisa memenuhi uang mahar tersebut.
"Ini kan memprihatinkan padahal mereka sudah berjuang mendapatkan kursi di daerah masing-masing," ungkap dia.
Baca:
Modus Moeldoko untuk Bertemu Kader Demokrat di Jakarta
Menurut dia, hal itu bisa jadi permainan di lingkaran Ketua Umum (Ketum)
Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Semestinya, kata Marzuki, praktik mahar tersebut ketahuan dan diselesaikan.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat itu menegaskan praktek tersebut sangat tidak dibenarkan pada eranya. Bahkan, eks Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah besar jika mengetahui hal itu.
"Pak SBY bilang ke saya, 'Pak Marzuki saya ini menjaga muruah partai luar biasa tapi saya seperti ditusuk-tusuk dari belakang karena mereka main uang.' Ini cerita saat saya jadi sekjen," sebut dia.
Bahkan, kata Marzuki, Demokrat dulu menyokong kader yang ingin maju dalam kontestasi kepala daerah. Salah satunya, memberikan bantuan logistik kampanye.
"Itu yang kita lakukan. Kalau kondisi sekarang begini itu yang membuat keprihatinan saya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)