Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Foto: medcom.id/Dheri Agriesta
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Foto: medcom.id/Dheri Agriesta

Menag: Beragama secara Ekstrem Bukan Ajaran Rasulullah

Yogi Bayu Aji • 01 Desember 2017 00:35
Bogor: Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam meneladani sikap Nabi Muhammad SAW. Segala tindakan tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
 
"Beragama secara ekstrem bukan cara beragama yang diajarkan Rasulullah," kata Lukman dalam peringatan maulid Nabi Muhammad di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 30 November 2017.
 
Menurut dia, Nabi Muhammad adalah sosok yang tidak ingin memberatkan umat manusia dalam beragama. Di tangannya, kata dia, Islam datang menjadi agama kasih yang memudahkan orang bukan menyulitkan.

Dia menjelaskan, Allah SWT mendeklarasikan umat Islam untuk hadir sebagai umat pertengahan, moderat, dan adil. Umat Islam anti pada semua sikap ekstrimisme dan tindakan yang melampaui batas.
 
"Umat yang mampu menjadikan sikap pertengahan sebagai pilihan hidup dalam segala lini cara pikir, cara beribadah, cara bermuamalah dan sebagainya," jelas dia. 
 
Baca: Jokowi Ingatkan Misi Kenabian
 
Ekstremisme, kata dia, akan menimbulkan dampak negatif. Ekses buruk juga bisa terjadi tidak hanya bagi individu, tetapi juga keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Sikap ekstrem dalam beragama juga akan memberikan dampak negatif terhadap agama dan akan menimbulkan bencana
 
"Ektremisme akan menyebabkan agama menjadi pihak tertuduh munculnya disharmoni di antara masyarakat lokal dan internasional," tutur dia.
 
Lukman menekankan kerukunan antarumat beragama sudah seharusnya menjadi nilai yang semakin lentur di Indonesia. Setiap warga harus sadar bila bangsa Indonesia berdiri di atas perjuangan leluhur yang memandang orang lain sebagai sebangsa, setanah air, tanpa melihat berbedaan.
 
Sebagai warga negara yang berideologi Pancasila, dia mengajak semua pihak membangun negeri di atas persatuan dan kesatuan. Dia pun menilai Nabi Muhammad adalah sosok yang cinta pada tanah airnya.
 
"Cinta tanah air seperti terggambar dalam diri Nabi sesuatu yang fitrah dalam diri setiap ihsan. Sebab, di situ dia dan nenek moyang dilahirkan dan dibesarkan. Di situ pula dia berinteraksi dengan manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat. Di situ dia beribadah dan di situ pula ia membangun peradaban," jelas dia.
 
Tanah Air, kata Lukman, adalah tempat menetap dan menjalankan ajaran agama. Dia menilai membela dan mempertahankan Tanah Air pada hakikatnya adalah bagian dari upaya menegakkan agama.
 
"Atau dengan kata lain membela Tanah Air adalah kewajiban agama. Maka, muslim yang Baik sudah pasti warga negara yang baik. Tidak terbayang bagaimana sebuah masyarakat bisa menjalankan syariat agama yang baik di tengah negera yang tercabik-cabik, hancur, porak-poranda," pungkas dia.
 
Lukman pun mengajak semua pihak untuk menjadikan maulid dan keteladanan Nabi sebagai acuan untuk lebih menggerakkan revolusi mental, agenda nasional, dan amal soleh. Semua pihak, kata dia, harus mampu membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia.
 
"Semoga kita semua dapat memetik hikmah maulid Nabi Muhammad SAW dalam rangka memantapkan tujuan kita, hidup bernegara, menguatkan mental dan karakter bangsa menuju Indonesia hebat, berdaulat, mandiri, maju, dan sejahtera," pungkas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan