Jakarta: Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi lokasi pelaksanaan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) pada 23 hingga 25 November 2017. Kenapa NTB dipilih menjadi lokasi pelaksanaan munas?
Direktur Islam Nusantara Center (INC), Ginanjar Sya’ban, menerangkan NTB adalah salah satu daerah penting persebaran Islam di Indonesia.
"Banyak muncul ulama besar dari NTB yang telah berperan dalam berdirinya NKRI,” kata Ginanjar dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 November 2017.
Inisiator INC Jazilul Fawaid menambahkan, mengkaji ulama nusantara adalah bagian dari upaya mengingatkan generasi muda kepada tokoh-tokoh pewaris tradisi. Menurutnya, tradisi Islam yang diwariskam ulama terbukti menjadi pemersatu bangsa Indonesia.
"Para pewaris tradisi itu telah menguatkan semangat dan nilai-nilai kebinekaan," katanya.
Ia menambahkan bahwa NTB merupakan salah satu daerah yang subur akan warisan keislaman ulama-ulama nusantara. "Sangat tepat jika NTB menjadi tuan rumah untuk penyelanggaraan Munas NU," kata dia.
Apalagi, tambah Jazilul, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid baru saja dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Baca: NU Gelar Munas Alim Ulama untuk Tumpas Radikalisme
Zainul Milal Bizawie, sejarawan santri, mengatakan warisan ulama nusantara memengaruhi sejauh mana relasi dan interaksi ulama membentuk jaringan keilmuan, pengetahuan, dan kebudayaan yang diwariskan kepada generasi baru.
"Warisan itulah yang telah menjadi modal utama para founding father dalam membangun negara bangsa (nation state) Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila," kata Zainul.
Lebih lanjut, dia mengatakan negara tanpa bangunan kebangsaan yang kuat akan mudah tercerai berai. "Para ulama telah berhasil mengikat rasa kebangsaan tersebut dalam ikatan yang kuat, terutama jaringan guru-murid."
Jakarta: Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi lokasi pelaksanaan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) pada 23 hingga 25 November 2017. Kenapa NTB dipilih menjadi lokasi pelaksanaan munas?
Direktur Islam Nusantara Center (INC), Ginanjar Sya’ban, menerangkan NTB adalah salah satu daerah penting persebaran Islam di Indonesia.
"Banyak muncul ulama besar dari NTB yang telah berperan dalam berdirinya NKRI,” kata Ginanjar dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 November 2017.
Inisiator INC Jazilul Fawaid menambahkan, mengkaji ulama nusantara adalah bagian dari upaya mengingatkan generasi muda kepada tokoh-tokoh pewaris tradisi. Menurutnya, tradisi Islam yang diwariskam ulama terbukti menjadi pemersatu bangsa Indonesia.
"Para pewaris tradisi itu telah menguatkan semangat dan nilai-nilai kebinekaan," katanya.
Ia menambahkan bahwa NTB merupakan salah satu daerah yang subur akan warisan keislaman ulama-ulama nusantara. "Sangat tepat jika NTB menjadi tuan rumah untuk penyelanggaraan Munas NU," kata dia.
Apalagi, tambah Jazilul, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid baru saja dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Baca: NU Gelar Munas Alim Ulama untuk Tumpas Radikalisme
Zainul Milal Bizawie, sejarawan santri, mengatakan warisan ulama nusantara memengaruhi sejauh mana relasi dan interaksi ulama membentuk jaringan keilmuan, pengetahuan, dan kebudayaan yang diwariskan kepada generasi baru.
"Warisan itulah yang telah menjadi modal utama para founding father dalam membangun negara bangsa (nation state) Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila," kata Zainul.
Lebih lanjut, dia mengatakan negara tanpa bangunan kebangsaan yang kuat akan mudah tercerai berai. "Para ulama telah berhasil mengikat rasa kebangsaan tersebut dalam ikatan yang kuat, terutama jaringan guru-murid."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)