Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Penemuan Vaksin Covid-19 Disebut Terlalu Singkat

Siti Yona Hukmana • 07 November 2020 06:33
Jakarta: Pakar kebijakan publik, Julian Aldrin Pasha, mengkritik masa penemuan vaksin virus korona (covid-19). Menurut di, vaksin ditemukan dalam waktu yang relatif cepat.
 
"Karena pada umumnya butuh tiga tahun mendapatkan vaksin yang akurat," kata Julian dalam diskusi daring bertema Evaluasi Kebijakan Penanganan Covid -19, Jumat, 6 November 2020. 
 
Ketua Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu menyadari vaksin covid-19 merupakan harapan banyak orang untuk kebal terhadap virus. Namun, di sisi lain dia menyebut tidak ada yang bisa menjamin validitas vaksin tersebut. 

Julian mengatakan faktor lain adalah banyaknya perusahaan berlomba-lomba dalam menguji vaksin. Kemudian, banyaknya persaingan vaksin seperti di Tiongkok, Inggris, dan lainnya.
 
"Apapun yang terjadi kita ketahui vaksin itu akan ada manfaatnya, tapi kita harus hati-hati mengenai persiapan ini," ucap Julian. 
 
Sebab, kata dia, Tiongkok sebagai negara pemilik vaksin juga membutuhkan vaksin tersebut. Julian meragukan Tiongkok mau mengekspor vaksin ke Indonesia.
 
Baca: Masyarakat Diminta Tak Termakan Hoaks Vaksin Covid-19
 
"Ini mungkin harus diperhatikan kalau ada nota kesepahaman antara pemerintah," kata Julian.  
 
Pakar Komunikasi Politik UI Effendi Gazali mengatakan warga Indonesia rencananya akan disuntik vaksin pada November 2020. Padahal kata epidemiologi, belum ada vaksin covid-19 yang memenuhi aspek keamanan. 
 
"Jadi kurang lebih pesan epidemiologi ini vaksin belum aman. Aman itu setelah melalui tiga sampai empat uji," kata Effendi. 
 
Terlebih, kata dia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum bisa memastikan kehalalan vaksin covid-19. Effendi mengaku sebagai warga Indonesia akan menjadi orang terakhir yang mau disuntik covid-19.
 
"Ketika aman belum, halalnya pun belum, lalu kalau kita disuntik vaksin juga enggak menjamin kalau tubuh kita terbebas covid-19. Terus apa yang divaksin coba," tutur Effendi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan