Jakarta: Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto mengatakan pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi barang wajib. Supaya pembangunan di Indonesia terus berkelanjutan dan aspek lingkungan terjaga.
“Kalau Indonesia mau selamat, jalan satu-satunya segera masuk ke EBT karena cadangan kita cukup besar,” kata Sugeng dalam Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022.
Sugeng mengatakan penggunaan energi berbasis fosil seperti batu bara bermasalah. Sayangnya, produksi dan infrastruktur energi Indonesia sudah kadung memakai batu bara.
“Kalau hari ini penggunaan batu bara di-shutdown, banyak persoalan seperti kompensasi dan membangun pengganti pembangkit listrik tenaga (PLT) batu bara yang ada cost tersendiri,” ujar dia.
Sugeng menyebut pemerintah juga terlanjur mewacanakan proyek listrik sebesar 35 ribu megawatt. Proyek tersebut bakal memakai PLT batu bara.
Baca: Perdagangan Karbon Bantu Indonesia Kembangkan Energi Alternatif
“Sehingga yang kita tekan emisinya menggunakan teknologi, meski pemakaian batu bara berlangsung” papar politikus Partai NasDem itu.
Menurut Sugeng, pemakaian batu bara sejak lama lantaran biaya produksi yang relatif murah saat awal dirintis. Namun, perkembangan zaman memungkinkan peralihan menuju EBT perlahan lebih efisien.
“Karena teknologi semakin maju, biaya per satuan energi makin murah,” jelas dia.
Jakarta: Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto mengatakan pemakaian
energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi barang wajib. Supaya pembangunan di Indonesia terus berkelanjutan dan aspek lingkungan terjaga.
“Kalau Indonesia mau selamat, jalan satu-satunya segera masuk ke EBT karena cadangan kita cukup besar,” kata Sugeng dalam Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022.
Sugeng mengatakan penggunaan
energi berbasis fosil seperti batu bara bermasalah. Sayangnya, produksi dan infrastruktur energi Indonesia sudah kadung memakai batu bara.
“Kalau hari ini penggunaan batu bara di-
shutdown, banyak persoalan seperti kompensasi dan membangun pengganti pembangkit listrik tenaga (PLT) batu bara yang ada
cost tersendiri,” ujar dia.
Sugeng menyebut pemerintah juga terlanjur mewacanakan proyek listrik sebesar 35 ribu megawatt. Proyek tersebut bakal memakai PLT batu bara.
Baca:
Perdagangan Karbon Bantu Indonesia Kembangkan Energi Alternatif
“Sehingga yang kita tekan emisinya menggunakan teknologi, meski pemakaian batu bara berlangsung” papar politikus Partai
NasDem itu.
Menurut Sugeng, pemakaian batu bara sejak lama lantaran biaya produksi yang relatif murah saat awal dirintis. Namun, perkembangan zaman memungkinkan peralihan menuju EBT perlahan lebih efisien.
“Karena teknologi semakin maju, biaya per satuan energi makin murah,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)