Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate/Istimewa
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate/Istimewa

Menkominfo Bahas Masalah Infodemi Bersama Menteri Media Sri Lanka

Candra Yuri Nuralam • 25 Maret 2022 18:36
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate bertemu Menteri Media Massa Sri Lanka Dullas Alahapperuma. Pertemuan itu membahas upaya melawan infodemi antarnegara.
 
"Membicarakan soal upaya pemerintah dalam melawan penyebaran misinformasi dan disinformasi," kata Johnny melalui keterangan tertulis, Jumat, 25 Maret 2022.
 
Infodemi merupakan situasi saat adanya penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berlebihan. Kabar ini biasanya merujuk pada hoaks yang meresahkan masyarakat.

Baca: Menkominfo Dorong Kajian Penerapan Digitalisasi Pemilu
 
Johnny tidak mau pemerintah kalah dengan penyebaran informasi yang berlebihan seperti itu. Dia ingin pemerintah bisa mengatur penyebaran informasi di kalangan masyarakat agar hoaks tidak semena-mena menyebar. Pemerintah ingin memberantas hoaks dari tingkatan hulu, tengah, dan hilir.
 
"Pada tingkat hulu untuk memberikan literasi digital dan mengedukasi masyarakat untuk menyebarkan informasi yang akurat dan positif guna menghentikan penyebaran konten negatif," ujar Johnny.
 
Johnny berharap Indonesia bisa membuat kerja sama perlawanan infodemi dengan Sri Lanka. Dia juga berharap kedua negara membuat kerja sama untuk meningkatkan literasi digital di bidang pendidikan untuk masyarakat.
 
Kerja sama untuk peningkatan literasi digital di bidang pendidikan dinilai penting. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat ini sudah bekerja sama dengan banyak pihak untuk meningkatkan literasi digital masyarakat di ruang digital.
 
"Kominfo bersama komunitas lokal, akademisi, masyarakat siber, media, dan pihak swasta secara masif melakukan kampanye, kelas pendidikan, dan pelatihan literasi digital kepada seluruh masyarakat. Kami menargetkan 50 juta warga terliterasi hingga 2024," tutur Johnny.
 
Johnny juga mengatakan peningkatan literasi digital untuk masyarakat Indonesia merupakan atensi Kominfo saat ini. Literasi digital dibutuhkan untuk membuat masyarakat tidak mudah termakan hoaks.
 
 

"Menanggapi ancaman keamanan siber non-teknis seperti scam, phising, hoaks dan disinformasi, Indonesia harus memiliki kecakapan digital yang sangat baik. Hal itu menjadi ancaman paling signifikan di ruang digital saat ini. Ketahanan masyarakat digital tidak hanya terlihat dari aspek teknis melalui ancaman keamanan siber," ucap Johnny.
 
Pemerintah juga bakal terus mengusahakan menciptakan ruang digital bebas dari hoaks. Sejak Januari 2020 sampai Maret 2021, Kominfo telah menghapus 5.727 konten hoaks yang menyebar di media sosial di Indonesia.
 
Sebanyak 5.020 konten hoaks yang ditangani Kominfo ada di Facebook. Sementara itu, ada 52 konten hoaks yang ditangani Kominfo di Instagram.
 
"Di YouTube, dari total 55 konten 54 diantaranya sudah di-takedown dan satu masih ditindaklanjuti. Kemudian, Twitter 573 konten diajukan, 561 di-takedown dan 12 sisanya masih ditindaklanjuti. TikTok 25 konten diajukan, 14 konten telah ditangani dan 13 konten sedang ditindaklanjuti," ucap Johnny.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan