Jakarta: Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo (Tommy) mengapresiasi pujian Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tulisan Profesor Mahbubani disebut membuka mata orang Indonesia.
“Tulisannya menggambarkan sesuatu yang objektif dan terjadi seperti pembangunan jalan tol dan Kartu Indonesia Pintar,” kata Tommy dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokowi Presiden Jenius,' Minggu, 10 Oktober 2021.
Tommy menilai tulisan seperti itu tidak mungkin dilakukan orang Indonesia. Pasalnya, ada kecenderungan dituding sebagai pendengung (buzzer) Jokowi.
“Orang Indonesia kalau (mendengar) orang yang bicara dari luar negeri terkagum-kagum,” papar dia.
Tommy menyebut prestasi Jokowi kerap tak terdengar bahkan di dalam Indonesia sendiri. Hal itu disebabkan kebiasaan masyarakat lebih senang mencari kesalahan orang lain.
Tommy mencontohkan Jokowi gencar membangun infrastruktur di lima tahun pertama memimpin Indonesia. Saat itu, ada kelompok masyarakat mencibir dengan alasan lebih butuh makan ketimbang infrastruktur.
“Itu kan jadi menafikan apa yang dilakukan Jokowi,” tutur dia.
Padahal, kata Tommy, pembangunan infrastruktur memiliki manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Konektivitas antardaerah semakin lancar hingga berujung pada kesejahteraan masyarakat.
“Kalau tidak ada jalan, tidak ada perdagangan. Kalau tidak ada perdagangan, tidak ada perindustrian. Kalau tidak ada perindustrian, tidak ada lapangan kerja. Kalau tidak ada lapangan kerja, tidak ada kesejahteraan,” ujar dia.
Tommy berkaca dari pembangunan infrastruktur di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Manfaat itu dirasakan masyarakat masing-masing negara hingga hari ini dan menjadi salah satu faktor kemajuan negara.
“Manfaat pembangunan infrastruktur jangan lihat satu tahun tapi jangka panjang,” ucap dia.
Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Presiden Joko Widodo. Dalam tulisannya, Profesor Mahbubani menilai Jokowi sebagai sosok jenius dan pemimpin paling efektif di dunia.
Penilaian atas Jokowi ini dipaparkan dalam artikel berjudul ‘The Genius of Jokowi’. Terbit di Project Syndicate, sebuah media nirlaba berfokus pada isu internasional, pada 6 Oktober 2021.
“Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. Dia memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia,” kata Profesor Mahbubani dilansir dari Project Syndicate.
Baca: Keinginan Jokowi Memenuhi Kepentingan Pribadi Dinilai Minim
Jakarta: Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo (Tommy) mengapresiasi
pujian Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani, kepada Presiden Joko Widodo (
Jokowi). Tulisan Profesor Mahbubani disebut membuka mata orang Indonesia.
“Tulisannya menggambarkan sesuatu yang objektif dan terjadi seperti pembangunan
jalan tol dan Kartu Indonesia Pintar,” kata Tommy dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Jokowi Presiden Jenius,' Minggu, 10 Oktober 2021.
Tommy menilai tulisan seperti itu tidak mungkin dilakukan orang Indonesia. Pasalnya, ada kecenderungan dituding sebagai pendengung (
buzzer) Jokowi.
“Orang Indonesia kalau (mendengar) orang yang bicara dari luar negeri terkagum-kagum,” papar dia.
Tommy menyebut prestasi Jokowi kerap tak terdengar bahkan di dalam Indonesia sendiri. Hal itu disebabkan kebiasaan masyarakat lebih senang mencari kesalahan orang lain.
Tommy mencontohkan Jokowi gencar membangun
infrastruktur di lima tahun pertama memimpin Indonesia. Saat itu, ada kelompok masyarakat mencibir dengan alasan lebih butuh makan ketimbang infrastruktur.
“Itu kan jadi menafikan apa yang dilakukan Jokowi,” tutur dia.
Padahal, kata Tommy, pembangunan infrastruktur memiliki manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Konektivitas antardaerah semakin lancar hingga berujung pada kesejahteraan masyarakat.
“Kalau tidak ada jalan, tidak ada perdagangan. Kalau tidak ada perdagangan, tidak ada perindustrian. Kalau tidak ada perindustrian, tidak ada lapangan kerja. Kalau tidak ada lapangan kerja, tidak ada kesejahteraan,” ujar dia.
Tommy berkaca dari pembangunan infrastruktur di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Manfaat itu dirasakan masyarakat masing-masing negara hingga hari ini dan menjadi salah satu faktor kemajuan negara.
“Manfaat pembangunan infrastruktur jangan lihat satu tahun tapi jangka panjang,” ucap dia.
Profesor National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Presiden Joko Widodo. Dalam tulisannya, Profesor Mahbubani menilai Jokowi sebagai sosok jenius dan pemimpin paling efektif di dunia.
Penilaian atas Jokowi ini dipaparkan dalam artikel berjudul ‘The Genius of Jokowi’. Terbit di Project Syndicate, sebuah media nirlaba berfokus pada isu internasional, pada 6 Oktober 2021.
“Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. Dia memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia,” kata Profesor Mahbubani dilansir dari Project Syndicate.
Baca:
Keinginan Jokowi Memenuhi Kepentingan Pribadi Dinilai Minim
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)