"Seharusnya dalam kondisi normal, ini jadi pintu masuk pemakzulan presiden," kata pakar hukum tata negara Denny Indrayana dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Di Balik Politik Dinasti Jokowi Ada Motif Ekonomi?' Minggu, 9 Juli 2023.
Denny mengatakan cawe-cawe Jokowi jelas bukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Melainkan untuk kepentingan kelompok, dinasti keluarga, hingga kelompok oligarki.
"Yang selama ini diuntungkan dengan kebijakan-kebijakan politik dan ekonominya," papar eks Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) itu.
| Baca juga: Ketegasan Jokowi Tolak Politik Kekerabatan Bentuk Cawe-cawe yang Tepat |
Denny mencontohkan dari kacamata hukum seperti revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perubahan beleid itu dinilai melumpuhkan Lembaga Antirasuah.
"Kemudian memilih pimpinan KPK yang tidak beretika yang menghentikan Novel Baswedan. Justru (Novel) yang kehilangan matanya tidak diapresiasi," ujar dia.
Contoh lainnya, yakni munculnya UU Mineral dan Batubara (Minerba) dan UU Ibu Kota Nusantara yang turut memperkaya oligarki. Kemudian UU Cipta Kerja yang belakangan banyak diprotes buruh hingga digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sedangkan RUU Perampasan Aset, presiden bilangnya di DPR dan tidak cawe-cawe. Cawe-cawenya bukan untuk kepentingan negara, (tapi) melanggar konstitusi membangun dinasti politik dan ekonomi," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id