Jakarta: Direktur Eksekutif Perludem Khoriunnisa Nur Agustyati mengungkapkan lambatnya kerja pemerintah membentuk Panitia Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa berimplikasi buruk pada Pemilu 2024.
Dia khawatir pansel tidak bisa bekerja maksimal dan tidak bisa memilih anggota KPU dan Bawaslu yang terbaik.
"Sosok pansel dan waktu yang diberikan sangat menentukan kualitas anggota KPU dan Bawaslu yang tentu akan membuat pemilu mendatang menjadi berkualitas," ujar Khoirunnisa kepada Media Indonesia, Minggu, 10 Oktober 2021.
Khoirunnisa menyebut di masa pandemi mestinya pemerintah menyadari proses seleksi anggota KPU dan Bawaslu membutuhkan persiapan panjang. Pemilihan komisioner secara daring tentu lebih sulit dibandingkan dengan seleksi konvensional.
"Persiapannya harus sangat matang. Itu butuh waktu dan semua harus dipikirkan," tutur dia.
Keterlambatan pembentukan pansel juga dikhawatirkan membuat proses transisi dari komisioner lama ke komisioner baru tidak berjalan mulus. Dia menyebut dalam rangka menyongsong Pemilu 2024, pemerintah pasti ingin membentuk pansel yang berisikan figur-figur terbaik.
Figur-figur itu tidak hanya mengerti teknis tata kelola atau manajemen, tetapi juga punya inovasi mendukung Pilpres, Pileg dan Pilkada 2024. Namun, waktu untuk menimbang-nimbang tidak perlu selambat ini.
"Menurut saya tidak sesusah itu untuk memilih. Karena ada nama yang sudah biasa jadi anggota pansel, di 2012 dan 2017, jadi pasti sudah paham. Kemudian kita juga punya banyak guru besar ilmu politik tata negara yang merupakan para ahli pemilu," jelas dia.
Baca: DPR Minta Timsel KPU dan Bawaslu Profesional
Jakarta: Direktur Eksekutif Perludem Khoriunnisa Nur Agustyati mengungkapkan lambatnya kerja pemerintah membentuk
Panitia Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa berimplikasi buruk pada
Pemilu 2024.
Dia khawatir pansel tidak bisa bekerja maksimal dan tidak bisa memilih anggota
KPU dan
Bawaslu yang terbaik.
"Sosok pansel dan waktu yang diberikan sangat menentukan kualitas anggota KPU dan Bawaslu yang tentu akan membuat pemilu mendatang menjadi berkualitas," ujar Khoirunnisa kepada
Media Indonesia, Minggu, 10 Oktober 2021.
Khoirunnisa menyebut di masa pandemi mestinya pemerintah menyadari proses seleksi anggota KPU dan Bawaslu membutuhkan persiapan panjang. Pemilihan komisioner secara daring tentu lebih sulit dibandingkan dengan seleksi konvensional.
"Persiapannya harus sangat matang. Itu butuh waktu dan semua harus dipikirkan," tutur dia.
Keterlambatan pembentukan pansel juga dikhawatirkan membuat proses transisi dari komisioner lama ke komisioner baru tidak berjalan mulus. Dia menyebut dalam rangka menyongsong Pemilu 2024, pemerintah pasti ingin membentuk pansel yang berisikan figur-figur terbaik.
Figur-figur itu tidak hanya mengerti teknis tata kelola atau manajemen, tetapi juga punya inovasi mendukung Pilpres, Pileg dan Pilkada 2024. Namun, waktu untuk menimbang-nimbang tidak perlu selambat ini.
"Menurut saya tidak sesusah itu untuk memilih. Karena ada nama yang sudah biasa jadi anggota pansel, di 2012 dan 2017, jadi pasti sudah paham. Kemudian kita juga punya banyak guru besar ilmu politik tata negara yang merupakan para ahli pemilu," jelas dia.
Baca:
DPR Minta Timsel KPU dan Bawaslu Profesional
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)