Jakarta: Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut proyek Light Rail Transit (LRT) di Palembang adalah suatu bentuk strategis nasional. Apalagi, keberadaan LRT juga dipersiapkan untuk menyambut ajang Asian Games 2018.
Budi meyakini proyek ini bisa segera rampung dan segera melayani penumpang pada Asian Games. Proyek itu, kata dia, juga merupakan amanah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Palembang,
"Jadi jangan disia-siakan (proyek LRT Palembang)," kata Budi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 24 Februari 2018.
Budi mengatakan, proyek ini dikerjakan oleh PT. Industri Kereta Api (INKA) dengan mengeluarkan biaya lebih dari Rp10 triliun. Menurutnya, meski angka tersebut tergolong besar, proyek itu akan mendapatkan hasil konsep transportasi yang baik.
Baca: Pengerjaan LRT Palembang tak Terganggu Moratorium
Menurut Budi, proyek sepanjang 23 kilometer ini akan mulai berdatangan pada bulan Maret dan baru bisa dioperasikan pada bulan Juni. "Maret keretanya berdatangan. April ada proses komisioning atau penggunaan yang lebih intensif. Saya pikir pemerintah daerah, sangat kooperatif," ujar dia.
Rute tempuh kereta, menurut Budi akan mulai dari zona lima yaitu komplek olahraga Jakabaring, Palembang. "Start dari Jakabaring lalu melewati daerah Ulu, jembatan Musi, menyisir Ampera, jalan utama Jalan Sudirman dan langsung ke Bandara Soekarno-Hatta," jelas Budi.
Kereta ini akan memiliki 13 stasiun pemberhentian dan 10 kereta api. "Nanti ada 10 kereta api, namun hanya dioperasikan delapan," ungkap dia.
Baca: Kemenhub Tanggung Perbaikan Kerusakan Jalan Akibat Proyek LRT Palembang
Budi mengatakan, proyek ini sempat dipermasalahkan dan dipertanyakan. Setelah dilakukan sosialisai dengan mengajak 20 netizen dari Palembang yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat dan dosen muncul rasa antuasiasme dari mereka.
"Saya jujur saja merinding karena warga Palembang antusias untuk ikut berpartisipasi. Saya ingin menjadi suatu format bagaimana kita melibatkan warga kota untuk membangun suatu infrasturktur. Itu akan baik dan akan bermanfaat bagi bangsa," ungkap Budi.
Sementara itu, lanjut Budi, kota-kota besar lain seperti Surbaya, Bandung, dan Medan juga akan dibuat sistem transportasi serupa. "Saya berkeinginan semua kota di Indonesia tidak mengalami kemacetan, seperti kota Jakarta," ungkap Budi.
Jakarta: Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut proyek Light Rail Transit (LRT) di Palembang adalah suatu bentuk strategis nasional. Apalagi, keberadaan LRT juga dipersiapkan untuk menyambut ajang Asian Games 2018.
Budi meyakini proyek ini bisa segera rampung dan segera melayani penumpang pada Asian Games. Proyek itu, kata dia, juga merupakan amanah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Palembang,
"Jadi jangan disia-siakan (proyek LRT Palembang)," kata Budi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 24 Februari 2018.
Budi mengatakan, proyek ini dikerjakan oleh PT. Industri Kereta Api (INKA) dengan mengeluarkan biaya lebih dari Rp10 triliun. Menurutnya, meski angka tersebut tergolong besar, proyek itu akan mendapatkan hasil konsep transportasi yang baik.
Baca: Pengerjaan LRT Palembang tak Terganggu Moratorium
Menurut Budi, proyek sepanjang 23 kilometer ini akan mulai berdatangan pada bulan Maret dan baru bisa dioperasikan pada bulan Juni. "Maret keretanya berdatangan. April ada proses komisioning atau penggunaan yang lebih intensif. Saya pikir pemerintah daerah, sangat kooperatif," ujar dia.
Rute tempuh kereta, menurut Budi akan mulai dari zona lima yaitu komplek olahraga Jakabaring, Palembang. "Start dari Jakabaring lalu melewati daerah Ulu, jembatan Musi, menyisir Ampera, jalan utama Jalan Sudirman dan langsung ke Bandara Soekarno-Hatta," jelas Budi.
Kereta ini akan memiliki 13 stasiun pemberhentian dan 10 kereta api. "Nanti ada 10 kereta api, namun hanya dioperasikan delapan," ungkap dia.
Baca: Kemenhub Tanggung Perbaikan Kerusakan Jalan Akibat Proyek LRT Palembang
Budi mengatakan, proyek ini sempat dipermasalahkan dan dipertanyakan. Setelah dilakukan sosialisai dengan mengajak 20 netizen dari Palembang yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat dan dosen muncul rasa antuasiasme dari mereka.
"Saya jujur saja merinding karena warga Palembang antusias untuk ikut berpartisipasi. Saya ingin menjadi suatu format bagaimana kita melibatkan warga kota untuk membangun suatu infrasturktur. Itu akan baik dan akan bermanfaat bagi bangsa," ungkap Budi.
Sementara itu, lanjut Budi, kota-kota besar lain seperti Surbaya, Bandung, dan Medan juga akan dibuat sistem transportasi serupa. "Saya berkeinginan semua kota di Indonesia tidak mengalami kemacetan, seperti kota Jakarta," ungkap Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DMR)