Jakarta: Moratorium atau penghentian sementara proyek infrastruktur jalan layang dipastikan tak berlaku bagi pengerjaan kereta ringan atau Light Rapid Transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel). Progres proyek jalur layang sepanjang 23 Km ini telah memasuki tahap 86 persen.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemetrian Perhubungan Zulfikri menuturkan, moratorium tersebut tetap disikapi dengan memeberikan penyegaran kembali kepada kontraktor agar tetap berhati-hati. Ia memastikan, konstruksi yang masuk proyek strategis nasional ini akan rampung untuk menyambut gelaran Asian Games pada Agustus 2018.
"LRT Sumsel hampir keseluruhan selesai, struktur layang sudah 100 persen. Saya kira (proyek LRT Palembang) tidak masuk moratorium," ujar Zulfikri di Forum Merdeka Barat 9, Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Februari 2018.
Penyelesaian akhir proyek senilai hampir Rp10 triliun ini yakni dengan merampungkan fasilitas stasiun. Ia juga memastikan, rencana uji coba tetap sesuai target yang dilakukan pada bulan Maret.
"Kita harapkan juga masih bisa selesai dan dimanfaatkan untuk hajat besar melayani Asian Games bulan Agustus. Kita pastikan bulan Juni sudah beroperasi," tutur dia.
LRT Palembang nantinya bakal dilengkapi dengan 13 stasiun, satu depo, dan sembilan gardu listrik, yang akan digunakan untuk 14 rangkaian kereta. Masing-masing rangkaian terdiri atas tiga gerbong dengan kapasitas setiap kereta 180-250 penumpang.
Proyek infrastruktur ini bakal menghubungkan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan Sport City Jakabaring. Lokasi yang akan digunakan sebagai arena perhelatan Asian Games 2018 itu juga akan terkoneksi hingga Depo LRT yang berada di Ogan Permai Indah.
Ia menambahkan, pengerjaan proyek jalur kereta api berbeda dengan jalan umum biasa. Meski dibangun dengan desain kontruksi layang, titik krusial bukan pada pengerjaan melainkan pada saat penempatan kereta pada jalurnya.
"Titik kritis ini terjadi pada saat sinkronisasi kereta yang mestinya beroperasi dengan jalurnya, ada trik yang dilakukan," ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk moratorium seluruh proyek jalan layang (elevated) di Indonesia. Moratorium dilakukan pasca insiden kecelakaan konstruksi yang terjadi di beberapa proyek.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPT) bakal menganalisis lebih dalam terkait banyaknya kecelakaan konstruksi. Apalagi, dalam beberapa kasus terakhir, kecelakaan terjadi pada malam dan dini hari.
Jakarta: Moratorium atau penghentian sementara proyek infrastruktur jalan layang dipastikan tak berlaku bagi pengerjaan kereta ringan atau Light Rapid Transit (LRT) di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel). Progres proyek jalur layang sepanjang 23 Km ini telah memasuki tahap 86 persen.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemetrian Perhubungan Zulfikri menuturkan, moratorium tersebut tetap disikapi dengan memeberikan penyegaran kembali kepada kontraktor agar tetap berhati-hati. Ia memastikan, konstruksi yang masuk proyek strategis nasional ini akan rampung untuk menyambut gelaran Asian Games pada Agustus 2018.
"LRT Sumsel hampir keseluruhan selesai, struktur layang sudah 100 persen. Saya kira (proyek LRT Palembang) tidak masuk moratorium," ujar Zulfikri di Forum Merdeka Barat 9, Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Februari 2018.
Penyelesaian akhir proyek senilai hampir Rp10 triliun ini yakni dengan merampungkan fasilitas stasiun. Ia juga memastikan, rencana uji coba tetap sesuai target yang dilakukan pada bulan Maret.
"Kita harapkan juga masih bisa selesai dan dimanfaatkan untuk hajat besar melayani Asian Games bulan Agustus. Kita pastikan bulan Juni sudah beroperasi," tutur dia.
LRT Palembang nantinya bakal dilengkapi dengan 13 stasiun, satu depo, dan sembilan gardu listrik, yang akan digunakan untuk 14 rangkaian kereta. Masing-masing rangkaian terdiri atas tiga gerbong dengan kapasitas setiap kereta 180-250 penumpang.
Proyek infrastruktur ini bakal menghubungkan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan Sport City Jakabaring. Lokasi yang akan digunakan sebagai arena perhelatan Asian Games 2018 itu juga akan terkoneksi hingga Depo LRT yang berada di Ogan Permai Indah.
Ia menambahkan, pengerjaan proyek jalur kereta api berbeda dengan jalan umum biasa. Meski dibangun dengan desain kontruksi layang, titik krusial bukan pada pengerjaan melainkan pada saat penempatan kereta pada jalurnya.
"Titik kritis ini terjadi pada saat sinkronisasi kereta yang mestinya beroperasi dengan jalurnya, ada trik yang dilakukan," ujar dia.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk moratorium seluruh proyek jalan layang (elevated) di Indonesia. Moratorium dilakukan pasca insiden kecelakaan konstruksi yang terjadi di beberapa proyek.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPT) bakal menganalisis lebih dalam terkait banyaknya kecelakaan konstruksi. Apalagi, dalam beberapa kasus terakhir, kecelakaan terjadi pada malam dan dini hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)