Pengamat politik Ray Rangkuti/MI/Adam Dwi
Pengamat politik Ray Rangkuti/MI/Adam Dwi

Capres Alternatif Dinilai Mendorong Substansi Pilpres 2024

Achmad Zulfikar Fazli • 31 Agustus 2022 19:38
Jakarta: Wacana memunculkan calon presiden (capres) alternatif dinilai sinyal kejenuhan publik kepada figur yang sudah populer. Masyarakat diminta tak ragu menuntut figur dan partai politik fokus kepada tantangan pembangunan Indonesia pasca 2024
 
“Capres alternatif itu bukan sekadar figur yang juga populer, melainkan figur yang memiliki gagasan dan terasosiasi dengan isu dan substansi tertentu. Seperti dalam bidang ekonomi kemandirian ada Rizal Ramli, di bidang pembangunan teknologi ada Ilham Habibie, dan di bidang demokrasi ada Jimly Asshiddique," ujar pengamat politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti, diskusi bertajuk “Mencari Capres Alternatif & Membaca Arah Koalisi” yang diselenggarakan oleh Para Syndicate, di Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022.
 
Menurut dia, capres alternatif harus memberikan efek kejut bagi partai yang mendukungnya. Efek kejut akan menarik perbincangan bukan lagi dari sekadar di dunia medsos, tetapi di dunia ide. 
 

Baca: Pertemuan Airlangga-Puan, Pengamat: Kecil Peluang KIB Koalisi dengan PDIP


"Sebagai contoh, Ilham Habibie, kita kenal bukan orang yang ingin menonjol di dunia politik, tapi justru ini efek kejutnya, jika ada partai politik yang mendukungnya, maka akan menjadi perhatian publik,” jelas Ray.

Dia mengatakan terdapat dua model capres alternatif yakni capres strategis dan capres realistis. Capres strategis merupakan figur alternatif yang dapat ikut mengerek popularitas partai, seperti nama Ilham Habibie dan nama-nama lainnya yang perlu dipertimbangkan. 
 
Sedangkan, capres realistis merupakan capres yang dipilih pada last minute sebelum didaftarkan ke KPU. Partai politik menengah justru perlu melirik cara memunculkan nama dengan efek kejut. 
 
Hal senada disampaikan, Para Syndicate Ari Nurcahyo, menegaskan capres alternatif adalah figur yang dapat membuka perspektif bahwa elektabilitas, popularitas, dan akseptabilitas hanya satu variabel dalam penentuan capres. 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan