Jakarta: Partai Demokrat menyebut berbagai serangan politik yang dilancarkan dianggap sebagai upaya menggagalkan pencalonan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Serangan itu dilakukan melalui pengajuan peninjauan kembali (PK) yang dilayangkan kubu Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan bebasnya eks Ketua Umum (Ketum) Demokrat Anas Urbaningrum.
"Di balik semua isu serangan politik tersebut adalah besarnya kekhawatiran kelompok penguasa atas manuver Koalisi Perubahan. Lebih kental pada upaya ingin menggagalkan pencalonan Mas Anies Baswedan sebagai capres dari Demokrat, NasDem, dan PKS," kata Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 April 2023.
Syahrial mengatakan PK yang diajukan Moeldoko cs bakal diladeni Demokrat. Tapi dengan cara-cara konstitusional.
"Tapi kami percaya, kebenaran akan selalu menemukan jalannya," ujar Syahrial.
Sedangkan terkait Anas dipastikan bukan kendala bagi partai berlogo mercy itu. Usai bebas dari penjara pada 11 April 2023, Anas dikabarkan bakal buka-bukaan soal Demokrat.
"Soal Anas Urbaningrum, bukan kendala apalagi jadi momok menakutkan bagi Demokrat," ungkap dia.
Permasalahan Anas dianggap sebagai bagian dari masa lalu. Serta, permasalahan hukum Anas dinilai tidak ada kaitannya dengan Demokrat.
"Mas Anas berhadapan dengan proses hukum yang terkait dengan pribadinya dan tidak terkait dengan Demokrat," ucap Syahrial.
Sebelumnya, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan Moeldoko cs masih berambisi merebut Partai Demokrat. Hal itu terbukti dengan adanya pengajuan PK di Mahkamah Agung (MA).
"Sebulan lalu, tepatnya tanggal 3 Maret 2023, kami menerima informasi bahwa Kepala Staf Presiden atau KSP Moeldoko dan Dokter Hewan Jhoni Allen Marbun, masih mencoba-coba untuk mengambil alih Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Senin, 3 April 2023.
PK merupakan langkah hukum kesekian yang dilakukan kubu Moeldoko. Mereka klaim memiliki empat novum baru.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta:
Partai Demokrat menyebut berbagai serangan politik yang dilancarkan dianggap sebagai upaya menggagalkan pencalonan
Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024. Serangan itu dilakukan melalui pengajuan peninjauan kembali (PK) yang dilayangkan kubu Kepala Staf Presiden (KSP)
Moeldoko dan bebasnya eks Ketua Umum (Ketum) Demokrat
Anas Urbaningrum.
"Di balik semua isu serangan politik tersebut adalah besarnya kekhawatiran kelompok penguasa atas manuver Koalisi Perubahan. Lebih kental pada upaya ingin menggagalkan pencalonan Mas Anies Baswedan sebagai capres dari Demokrat,
NasDem, dan
PKS," kata Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 April 2023.
Syahrial mengatakan PK yang diajukan Moeldoko
cs bakal diladeni
Demokrat. Tapi dengan cara-cara konstitusional.
"Tapi kami percaya, kebenaran akan selalu menemukan jalannya," ujar Syahrial.
Sedangkan terkait
Anas dipastikan bukan kendala bagi partai berlogo mercy itu. Usai bebas dari penjara pada 11 April 2023, Anas dikabarkan bakal buka-bukaan soal Demokrat.
"Soal Anas Urbaningrum, bukan kendala apalagi jadi momok menakutkan bagi Demokrat," ungkap dia.
Permasalahan Anas dianggap sebagai bagian dari masa lalu. Serta, permasalahan hukum Anas dinilai tidak ada kaitannya dengan Demokrat.
"Mas Anas berhadapan dengan proses hukum yang terkait dengan pribadinya dan tidak terkait dengan Demokrat," ucap Syahrial.
Sebelumnya, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY) mengatakan Moeldoko cs masih berambisi merebut Partai Demokrat. Hal itu terbukti dengan adanya pengajuan PK di Mahkamah Agung (
MA).
"Sebulan lalu, tepatnya tanggal 3 Maret 2023, kami menerima informasi bahwa Kepala Staf Presiden atau KSP Moeldoko dan Dokter Hewan Jhoni Allen Marbun, masih mencoba-coba untuk mengambil alih Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Senin, 3 April 2023.
PK merupakan langkah hukum kesekian yang dilakukan kubu Moeldoko. Mereka klaim memiliki empat novum baru.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)