Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kemiskinan ekstrem bisa diturunkan hingga 0 persen pada 2024. Keyakinan itu berdasarkan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Jokowi meyakini tak ada kendala yang menghambat penghapusan kemiskinan ekstrem. "Data sudah jelas ada. Data di daerah-daerah ada semua. Sasaran juga jelas by name by address," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Menurut dia, kunci menyukseskan program prioritas adalah kerja sama solid antara pemerintah pusat dan daerah. Seluruh pihak harus bahu membahu menyediakan berbagai hal primer yang dibutuhkan masyarakat.
"Semua bareng-bareng menuju ke sasaran, lingkungannya digarap, air bersih digarap, pendapatan daerah digarap. Bareng-bareng semua," ucap Jokowi.
Menurut dia, kesiapan data menjadi penentu berhasil tidaknya menghapus kemiskinan ekstrem. Sehingga, bantuan sosial dapat tepat sasaran.
"Bansos juga ke sana arahkan. Perbaiki pemukiman kumuh. Kalau nama dan alamat tidak jelas, wajar kita kesulitan. Tapi ini jelas semua ada," kata dia.
Pemerintah mencatat pada Maret 2022, tingkat kemiskinan berada di level 9,54 persen atau 26,16 juta jiwa. Angka tersebut turun dari Maret 2021 yang kala itu sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa.
Adapun, tingkat Kemiskinan ekstrem juga ikut turun dari 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa di Maret 2021 menjadi 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa di Maret 2022.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) optimistis kemiskinan ekstrem bisa diturunkan hingga 0 persen pada 2024. Keyakinan itu berdasarkan sumber daya yang dimiliki saat ini.
Jokowi meyakini tak ada kendala yang menghambat penghapusan
kemiskinan ekstrem. "Data sudah jelas ada. Data di daerah-daerah ada semua. Sasaran juga jelas
by name by address," ujar Jokowi di JCC, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.
Menurut dia, kunci menyukseskan program prioritas adalah kerja sama solid antara pemerintah pusat dan daerah. Seluruh pihak harus bahu membahu menyediakan berbagai hal primer yang dibutuhkan masyarakat.
"Semua
bareng-bareng menuju ke sasaran, lingkungannya digarap, air bersih digarap, pendapatan daerah digarap. Bareng-bareng semua," ucap Jokowi.
Menurut dia, kesiapan data menjadi penentu berhasil tidaknya menghapus
kemiskinan ekstrem. Sehingga, bantuan sosial dapat tepat sasaran.
"Bansos juga ke sana arahkan. Perbaiki pemukiman kumuh. Kalau nama dan alamat tidak jelas, wajar kita kesulitan. Tapi ini jelas semua ada," kata dia.
Pemerintah mencatat pada Maret 2022, tingkat kemiskinan berada di level 9,54 persen atau 26,16 juta jiwa. Angka tersebut turun dari Maret 2021 yang kala itu sebesar 10,14 persen atau 27,54 juta jiwa.
Adapun, tingkat Kemiskinan ekstrem juga ikut turun dari 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa di Maret 2021 menjadi 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa di Maret 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)