Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menguji coba sistem rekapitulasi elektronik (e-rekap) dan salinan digital pada Pilkada Serentak 2020. Namun, sumber daya manusia (SDM) yang menggunakan inovasi teknologi pemilu tersebut harus mumpuni dan berintegritas.
“Ini adalah alat yang dikendalikan manusia. Mungkin dibenahi dulu SDM-nya,” kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, kepada Medcom.id, Kamis, 12 Maret 2020.
Dia berharap sistem yang baik ditambah SDM mumpuni bisa menekan potensi pelanggaran dalam pemilu serentak. Apalagi, kata dia, kerap ditemukan isu pelanggaran terstruktur, masif, dan sistematis dalam pemilu.
Jerry menilai e-rekap hanya sekadar alat bantu. Kredibilitas, integritas, dan moralitas merupakan hal terpenting yang harus dijunjung tinggi seluruh unsur dalam pemilu serentak.
“Jika penyelenggaraan bermain mata atau kongkalikong, programnya mubazir,” ujar Jerry.
Baca: E-Rekap Bakal Diuji Coba di Pilkada Serentak
Ketua KPU Arief Budiman, di Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu, 11 Maret 2020. Medcom.id/Al Abrar
KPU berencana menguji coba sistem e-rekap dan salinan digital pada Pemilu Serentak 2020. Uji coba e-rekap sebagai proyek percontohan untuk Pemilu Serentak 2024.
"Jadi ini untuk memangkas durasi yang panjang," kata Ketua KPU Arief Budiman, di Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu, 11 Maret 2020.
Aplikasi e-rekap hasil pengembangan KPU dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah selesai. Kajian seperti faktor hukum, simulasi juga sudah dilakukan. KPU saat ini akan segera merumuskan Peraturan KPU untuk diusulkan ke pemerintah dan DPR.
Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menguji coba sistem rekapitulasi elektronik (e-rekap) dan salinan digital pada Pilkada Serentak 2020. Namun, sumber daya manusia (SDM) yang menggunakan inovasi teknologi pemilu tersebut harus mumpuni dan berintegritas.
“Ini adalah alat yang dikendalikan manusia. Mungkin dibenahi dulu SDM-nya,” kata Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie, kepada
Medcom.id, Kamis, 12 Maret 2020.
Dia berharap sistem yang baik ditambah SDM mumpuni bisa menekan potensi pelanggaran dalam pemilu serentak. Apalagi, kata dia, kerap ditemukan isu pelanggaran terstruktur, masif, dan sistematis dalam pemilu.
Jerry menilai e-rekap hanya sekadar alat bantu. Kredibilitas, integritas, dan moralitas merupakan hal terpenting yang harus dijunjung tinggi seluruh unsur dalam pemilu serentak.
“Jika penyelenggaraan bermain mata atau kongkalikong, programnya mubazir,” ujar Jerry.
Baca:
E-Rekap Bakal Diuji Coba di Pilkada Serentak

Ketua KPU Arief Budiman, di Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu, 11 Maret 2020. Medcom.id/Al Abrar
KPU berencana menguji coba sistem e-rekap dan salinan digital pada Pemilu Serentak 2020. Uji coba e-rekap sebagai proyek percontohan untuk Pemilu Serentak 2024.
"Jadi ini untuk memangkas durasi yang panjang," kata Ketua KPU Arief Budiman, di
Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu, 11 Maret 2020.
Aplikasi e-rekap hasil pengembangan KPU dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah selesai. Kajian seperti faktor hukum, simulasi juga sudah dilakukan. KPU saat ini akan segera merumuskan Peraturan KPU untuk diusulkan ke pemerintah dan DPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)