Jakarta: Sekretaris Dewan Pakar Partai NasDem, Hayono Isman, mengendus adanya niat terselubung dari upaya penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Sejumlah pihak diduga memanfaatkan riuh suasana untuk memuluskan langkah mereka pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Kelompok yang teridentifikasi memiliki kepentingan politik untuk sukses 2024 itu sangat gencar melakukan agitasi dan sosialisasi yang buruk mengenai UU Cipta Kerja,” kata Hayono dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2020.
Hayono mengatakan kelompok tersebut memanfaatkan gejolak di masyarakat yang menolak UU sapu jagat. Sasarannya ialah masyarakat yang malas membaca draf UU setebal 812 halaman itu.
“Karena itu masyarakat dicekoki dengan berbagai informasi yang tak sesuai dengan isi UU Cipta Kerja,” ujar dia
Hayono menyampaikan UU Ciptaker seharusnya dipahami secara menyeluruh. Kemudian, subtansi dari UU itu baru disosialisasikan agar masyarakat tidak terjebak misinformasi serta hoaks.
Baca: Kadin: UU Ciptaker Mendongkrak Aktivitas Perdagangan
Anggota Dewan Pakar Partai NasDem, Ratian Pardede, menilai UU Ciptaker penting bagi investasi dan pembangunan di Indonesia. Apalagi, jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 260 juta orang atau sekitar tiga persen dari total penduduk dunia.
Ratian mengatakan ada 27 hingga 46 juta peluang pekerjaan baru. Hal tersebut belum ditambah sekitar 23 juta pekerjaan yang tergantikan oleh sistem otomatisasi.
“Semua itu perlu pengaturan yang rigid dalam UU,” tegas dia.
Ratian menduga banyak hal positif pada UU Ciptaker yang belum terekspos sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Padahal, ada sejumlah manfaat seperti banyaknya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat. Kemudian peluang transfer ilmu dan teknologi dari pekerja asing untuk peningkatan iklim investasi.
Jakarta: Sekretaris Dewan Pakar Partai NasDem, Hayono Isman, mengendus adanya niat terselubung dari upaya penolakan
Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Sejumlah pihak diduga memanfaatkan riuh suasana untuk memuluskan langkah mereka pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Kelompok yang teridentifikasi memiliki kepentingan politik untuk sukses 2024 itu sangat gencar melakukan agitasi dan sosialisasi yang buruk mengenai UU Cipta Kerja,” kata Hayono dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2020.
Hayono mengatakan kelompok tersebut memanfaatkan gejolak di masyarakat yang menolak UU sapu jagat. Sasarannya ialah masyarakat yang malas membaca draf UU setebal 812 halaman itu.
“Karena itu masyarakat dicekoki dengan berbagai informasi yang tak sesuai dengan isi UU Cipta Kerja,” ujar dia
Hayono menyampaikan
UU Ciptaker seharusnya dipahami secara menyeluruh. Kemudian, subtansi dari UU itu baru disosialisasikan agar masyarakat tidak terjebak misinformasi serta hoaks.
Baca: Kadin: UU Ciptaker Mendongkrak Aktivitas Perdagangan
Anggota Dewan Pakar Partai NasDem, Ratian Pardede, menilai UU Ciptaker penting bagi investasi dan pembangunan di Indonesia. Apalagi, jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 260 juta orang atau sekitar tiga persen dari total penduduk dunia.
Ratian mengatakan ada 27 hingga 46 juta peluang pekerjaan baru. Hal tersebut belum ditambah sekitar 23 juta pekerjaan yang tergantikan oleh sistem otomatisasi.
“Semua itu perlu pengaturan yang rigid dalam UU,” tegas dia.
Ratian menduga banyak hal positif pada UU Ciptaker yang belum terekspos sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Padahal, ada sejumlah manfaat seperti banyaknya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat. Kemudian peluang transfer ilmu dan teknologi dari pekerja asing untuk peningkatan iklim investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)