Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) digodok maksimal. Pengadaan alutista tidak hanya mempertimbangkan harga dan kebutuhan.
"Presiden minta harus komprehensif, memuat perencanaan jangka panjang dan berkesinambungan. Hingga menjangkau batas akhir penggunaan alutsista itu sendiri," kata Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Terungkap! Selain Mister M, Ada Industri Pertahanan Bayangan', Minggu, 9 Mei 2021.
Menurut Jaleswari, hal itu terus didorong Kepala Negara sejak 2016. Jokowi minta memperhatikan pendekatan riset serta pengembangan, produksi, operasional, perawatan, hingga penggunaan alutsista.
"Presiden meminta bahwa harus ada laporan ke beliau tentang matriks daur hidup semua sistem persenjataan terutama tank, helikopter, pesawat tempur, pesawat angkut, dan kapal selam," terang Jaleswari.
Baca: Rancangan Perpres Disebut Memuat Pengeluaran untuk Alutsista Rp1.760 Triliun
Jokowi, kata Jaleswari, juga memerintahkan keselamatan prajurit TNI dalam setiap penggunaan sistem pertahanan negara. Prajurit harus selamat ketika bertugas hingga kembali ke pangkalan.
"TNI harus memiliki prosedur pencarian dan pertolongan search and rescue pertama untuk membawa kembali seluruh awak alutsista yang mengalami masalah kedaruratan," ucap Jaleswari.
Jokowi juga mendorong mengutamakan penggunaan alutsista produksi dalam negeri. Bila belum menyanggupi, maka wajib berkolaborasi dengan berbagai mitra di luar negeri.
"Jika belum menguasai teknologinya, Kementerian Pertahanan wajib berkolaborasi dengan mitra luar negeri untuk mendapatkan ahli teknologi senjata," ucap Jaleswari.
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengadaan alat utama sistem pertahanan (
alutsista) digodok maksimal. Pengadaan alutista tidak hanya mempertimbangkan harga dan kebutuhan.
"Presiden minta harus komprehensif, memuat perencanaan jangka panjang dan berkesinambungan. Hingga menjangkau batas akhir penggunaan alutsista itu sendiri," kata Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Terungkap! Selain Mister M, Ada Industri Pertahanan Bayangan', Minggu, 9 Mei 2021.
Menurut Jaleswari, hal itu terus didorong Kepala Negara sejak 2016.
Jokowi minta memperhatikan pendekatan riset serta pengembangan, produksi, operasional, perawatan, hingga penggunaan alutsista.
"Presiden meminta bahwa harus ada laporan ke beliau tentang matriks daur hidup semua sistem persenjataan terutama tank, helikopter, pesawat tempur, pesawat angkut, dan kapal selam," terang Jaleswari.
Baca:
Rancangan Perpres Disebut Memuat Pengeluaran untuk Alutsista Rp1.760 Triliun
Jokowi, kata Jaleswari, juga memerintahkan keselamatan prajurit TNI dalam setiap penggunaan sistem pertahanan negara. Prajurit harus selamat ketika bertugas hingga kembali ke pangkalan.
"TNI harus memiliki prosedur pencarian dan pertolongan
search and rescue pertama untuk membawa kembali seluruh awak alutsista yang mengalami masalah kedaruratan," ucap Jaleswari.
Jokowi juga mendorong mengutamakan penggunaan alutsista produksi dalam negeri. Bila belum menyanggupi, maka wajib berkolaborasi dengan berbagai mitra di luar negeri.
"Jika belum menguasai teknologinya, Kementerian Pertahanan wajib berkolaborasi dengan mitra luar negeri untuk mendapatkan ahli teknologi senjata," ucap Jaleswari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)