Jakarta: Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI purn TB Hasanuddin meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 - 5 bekas Qatar Air Force (QAF). Hasanuddin juga mempertanyakan urgensi pembelian pesawat tempur bekas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Kondisi apa yang mendesak sampai kita harus beli pesawat tua. Kalau toh terburu waktu dengan alasan butuh pesawat pengganti dalam waktu dekat , kenapa misalnya tidak ambil pesawat Mirage 2000 - 9 milik Uni Emirat Arab yang juga mau dijual, ini lebih muda dari Mirage 2000 - 5 milik Qatar," ucap Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa, 4 Juli 2023.
Ia mengatakan sebenarnya Indonesia pernah ditawarkan pesawat tipe sama oleh Qatar secara hibah pada 2009. Namun, Menteri Pertahanan saat itu, Juwono Sudarsono, menolak hibah itu.
Alasannya sederhana. Juwono mengatakan biaya pemeliharaan dan perawatan akan sangat mahal. Kesimpulannya, kata dia, pesawat yang akan dibeli Kemhan adalah pesawat yang pernah ditawarkan dengan gratis oleh Qatar dulu.
Hasanuddin juga mengingatkan soal pertimbangan bahwa alutsista bekas juga membutuhkan biaya suku cadang pemeliharaan serta punya masalah umur pakai (lifetime). Bahkan, Hasanuddin mengungkapkan bahwa pembelian pesawat bekas yang dilakukan Prabowo Subianto bertentangan dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Presiden Jokowi sendiri memiliki kebijakan agar pembelian alutsista TNI diutamakan untuk dari perusahaan industri pertahanan dalam negeri dan menginstruksikan jajaran di Kemhan agar tidak membeli alutsista usang," tegasnya.
Alih-alih membeli pesawat bekas, ia justru mendesak agar Kemhan menunggu pesawat tempur multifungsi Rafale dari Prancis. Sebanyak 42 unit pesawat tempur Rafale baru akan datang 3-5 tahun ke depan, secara bertahap.
"Saran saya lebih baik menunggu Rafale saja, karena membeli Mirage 2000-5 bekas pun harus menunggu 2 tahun," ujarnya.
Pengadaan Mirage 2000 bekas ini telah dituangkan dalam kontrak jual beli bernomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023. Nilai kontrak pengadaan ini sebesar 733.000.000 euro atau Rp11,8 triliun lebih.
Pembelian 12 Mirage ini terdiri atas sembilan pesawat bertempat duduk tunggal dan tiga pesawat bertempat duduk ganda. Pengadaan juga telah mencakup 14 unit engine and T-cell, technical publications, GSE, spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, dukungan servis selama tiga tahun, pelatihan pilot, teknisi, dan infrastrukur, serta persenjataan.
Jakarta: Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI purn TB Hasanuddin meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 - 5 bekas Qatar Air Force (QAF). Hasanuddin juga mempertanyakan urgensi pembelian pesawat tempur bekas oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Kondisi apa yang mendesak sampai kita harus beli pesawat tua. Kalau toh terburu waktu dengan alasan butuh pesawat pengganti dalam waktu dekat , kenapa misalnya tidak ambil pesawat Mirage 2000 - 9 milik Uni Emirat Arab yang juga mau dijual, ini lebih muda dari Mirage 2000 - 5 milik Qatar," ucap Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa, 4 Juli 2023.
Ia mengatakan sebenarnya Indonesia pernah ditawarkan pesawat tipe sama oleh Qatar secara hibah pada 2009. Namun, Menteri Pertahanan saat itu, Juwono Sudarsono, menolak hibah itu.
Alasannya sederhana. Juwono mengatakan biaya pemeliharaan dan perawatan akan sangat mahal. Kesimpulannya, kata dia, pesawat yang akan dibeli Kemhan adalah pesawat yang pernah ditawarkan dengan gratis oleh Qatar dulu.
Hasanuddin juga mengingatkan soal pertimbangan bahwa alutsista bekas juga membutuhkan biaya suku cadang pemeliharaan serta punya masalah umur pakai (lifetime). Bahkan, Hasanuddin mengungkapkan bahwa pembelian pesawat bekas yang dilakukan Prabowo Subianto bertentangan dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Presiden Jokowi sendiri memiliki kebijakan agar pembelian alutsista TNI diutamakan untuk dari perusahaan industri pertahanan dalam negeri dan menginstruksikan jajaran di Kemhan agar tidak membeli alutsista usang," tegasnya.
Alih-alih membeli pesawat bekas, ia justru mendesak agar Kemhan menunggu pesawat tempur multifungsi Rafale dari Prancis. Sebanyak 42 unit pesawat tempur Rafale baru akan datang 3-5 tahun ke depan, secara bertahap.
"Saran saya lebih baik menunggu Rafale saja, karena membeli Mirage 2000-5 bekas pun harus menunggu 2 tahun," ujarnya.
Pengadaan Mirage 2000 bekas ini telah dituangkan dalam kontrak jual beli bernomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU tertanggal 31 Januari 2023. Nilai kontrak pengadaan ini sebesar 733.000.000 euro atau Rp11,8 triliun lebih.
Pembelian 12 Mirage ini terdiri atas sembilan pesawat bertempat duduk tunggal dan tiga pesawat bertempat duduk ganda. Pengadaan juga telah mencakup 14 unit engine and T-cell, technical publications, GSE, spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, dukungan servis selama tiga tahun, pelatihan pilot, teknisi, dan infrastrukur, serta persenjataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)