Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah akan segera menghentikan siaran televisi (TV) analog dan berpindah ke TV digital. Analog Switch Off (ASO) dilakukan serentak di wilayah Jabodetabek serta daerah lain yang sudah siap sesuai persyaratannya per 2 November 2022.
Ketua Komisi I DPR, Meutya Viada Hafid mengatakan penghentian siaran televisi analog akan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, serta memberikan keuntungan besar.
"Keuntungan besar yang akan didapatkan seperti, negara akan mendapat pendapatan dari digital dividen melalui penataan spektrum frekuensi radio. Selain itu membuka peluang baru dengan layanan baru disektor penyiaran dan telekomunikasi," katanya dalam Diskusi Publik Virtual Sosialisasi Analog Switch Off dan Seremonial Penyerahan Set Top Box Kementerian Kominfo Bersama Komisi I DPR RI, Kamis, Desember 2022.
Baca: Kominfo Sebut ASO Bikin Masyarakat Dapat Siaran Berkualitas
Dengan digital, kata Meutya, masyarakat bisa menikmati berbagai siaran konten. Di mana tidak hanya pada stasiun tv saja tetapi pada penyiaran lainnya. Sementara, untuk mendukung siaran tv digital Kementerian Komunikasi dan informatika akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital. Hal ini juga sejalan arahan Presiden Jokowi.
"Pada masa pandemi masyarakat sangat membutuhkan akses internet, Presiden Jokowi meminta target percepatan infrastruktur digital. Yang mulanya 10 tahun menjadi 3 atau 4 tahun," ucap staf khusus Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti.
Niken juga menyampaikan selain membangun infrastruktur digital, Kominfo juga membangun grand design digitalisasi di Indonesia. Baik untuk kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan salah satunya adalah untuk penyiaran.
"Serta meningkatkan talenta digital dengan memberikan beasiswa agar mereka belajar keterampilan digital seperti data analysis, digital marketing, cloud computing, dan lain sebagainya," katanya.
Di tempat yang sama, Nurleli salah satu produser tv swasta mengatakan, bahwa hadirnya televisi digital membawa semangat baru stasiun televisi untuk meningkatkan kualitas kontennya. "Ini merupakan tantangan bagi kami, karena kami tidak hanya bersaing pada stasiun tv saja, tetapi pada konten kreator di YouTube dan lainnya," katanya.
Selain itu, kata Nurleli, TV digital diperlukan karena teknologi televisi analog yang dipakai stasiun televisi nasional memakan sumber daya yang besar pada spektrum 700 MHz. "Oleh karena itu pemerintah ingin mengalihkan ke televisi digital agar lebih efisien," ucapnya.
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah akan segera menghentikan siaran televisi (TV) analog dan berpindah ke
TV digital. Analog Switch Off (ASO) dilakukan serentak di wilayah Jabodetabek serta daerah lain yang sudah siap sesuai persyaratannya per 2 November 2022.
Ketua Komisi I DPR, Meutya Viada Hafid mengatakan penghentian siaran televisi analog akan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, serta memberikan keuntungan besar.
"Keuntungan besar yang akan didapatkan seperti, negara akan mendapat pendapatan dari digital dividen melalui penataan spektrum frekuensi radio. Selain itu membuka peluang baru dengan layanan baru disektor penyiaran dan telekomunikasi," katanya dalam Diskusi Publik Virtual Sosialisasi Analog Switch Off dan Seremonial Penyerahan Set Top Box Kementerian Kominfo Bersama Komisi I DPR RI, Kamis, Desember 2022.
Baca:
Kominfo Sebut ASO Bikin Masyarakat Dapat Siaran Berkualitas
Dengan digital, kata Meutya, masyarakat bisa menikmati berbagai siaran konten. Di mana tidak hanya pada stasiun tv saja tetapi pada penyiaran lainnya. Sementara, untuk mendukung siaran tv digital Kementerian Komunikasi dan informatika akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital. Hal ini juga sejalan arahan Presiden Jokowi.
"Pada masa pandemi masyarakat sangat membutuhkan akses internet, Presiden Jokowi meminta target percepatan infrastruktur digital. Yang mulanya 10 tahun menjadi 3 atau 4 tahun," ucap staf khusus Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti.
Niken juga menyampaikan selain membangun infrastruktur digital, Kominfo juga membangun grand design digitalisasi di Indonesia. Baik untuk kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan salah satunya adalah untuk penyiaran.
"Serta meningkatkan talenta digital dengan memberikan beasiswa agar mereka belajar keterampilan digital seperti data analysis, digital marketing, cloud computing, dan lain sebagainya," katanya.
Di tempat yang sama, Nurleli salah satu produser tv swasta mengatakan, bahwa hadirnya televisi digital membawa semangat baru stasiun televisi untuk meningkatkan kualitas kontennya. "Ini merupakan tantangan bagi kami, karena kami tidak hanya bersaing pada stasiun tv saja, tetapi pada konten kreator di YouTube dan lainnya," katanya.
Selain itu, kata Nurleli, TV digital diperlukan karena teknologi televisi analog yang dipakai stasiun televisi nasional memakan sumber daya yang besar pada spektrum 700 MHz. "Oleh karena itu pemerintah ingin mengalihkan ke televisi digital agar lebih efisien," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)