SIBe merupakan hasil pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Pusllitbang) BIN. SIBe mampu memonitor, mengumpulkan data, serta menyajikan informasi penting penanggulangan bencana, sehingga bisa menjadi bahan para pengambil keputusan dan relawan di lapangan.
"SIBe yang dikembangkan BIN ini akan menjadi aplikasi yang sangat berguna bagi kita dalam menjalankan misi kemanusiaan membantu penanganan bencana di mana pun pada masa mendatang," kata Kapuslitbang BIN Armi Susandi dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat, 25 November 2022.
Ini kali pertama aplikasi SIBe dioperasikan di Tanah Air. Armi mengungkap sejumlah fitur menarik dari SIBe, antara lain pemetaan Zona Bahaya, Kerawanan, Kapasitas Respon, dan Risiko Gempa Bumi yang dapat dengan detail menggambarkan situasi kebencanaan.
Baca: Suasana Haru Salat Jumat Pertama Pascagempa Pengungsi Korban Gempa Cianjur |
"Dan yang pasti di dalam SIBe sudah ada layer dari populasi, infrastruktur termasuk sekolah, fasilitas desa, dan sebagainya. Sistem SIBe ini dirancang untuk bisa dibuat dedicated per lokasi," papar Armi.
Dia mengungkap Puslitbang BIN juga memasang Automatic Weather Station (AWS) pada SIBe. Sehingga langsung terhubung ke sistem server utama SIBe di Mabes BIN. Hal ini untuk memastikan ketepatan informasi prediksi cuaca dalam mendukung keberhasilan operasional pertolongan di wilayah terdampak bencana.
"Dari receiver mabes BIN kita olah datanya dan kita ambil dalam bentuk website. Website ini juga interaktif, kita bisa klik saja dan kita bisa tahu apa yang kita inginkan. Baik pada saat monitoring, ataupun pada saat nanti penanganan bencana," jelas Armi.
Baca: RSUD Sayang Cianjur Terima 7 Jenazah Korban Gempa Hasil Penemuan Hari Ini |
Dia menuturkan dalam penanganan bencana, tentu yang paling diinginkan adalah lokasinya aman dari cuaca ekstrem. SIBe, kata dia, juga mampu menganalisis informasi hoaks di tengah pengungsi dan masyarakat lokasi kejadian melalui survei oleh jaringan BIN daerah.
"Ini juga untuk memastikan informasi sekecil apapun dapat terekam dalam sistem canggih milik BIN ini," tegas Armi.
Sementara itu, Kepala BIN Budi Gunawan mengharapkan aplikasi digital pertama di daerah bencana ini dapat membantu operasional penanganan bencana di mana pun. Selain itu, diharapkan penanganan becana bisa tepat dan efektif.
"Serta berbagai dampak yang ditimbulkannya dapat diminimalkan, baik bagi para pengungsi maupun para relawan," ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News