medcom.id, Jakarta: Sebanyak 23 orang tewas akibat terbakarnya KM Zahro Express. Sementara itu, belasan korban kapal Zahro Express masih dirawat di beberapa rumah sakit.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyelidiki kebakaran kapal Zahro Express. Nahkoda akan diminta keterangan karena diduga meninggalkan kapal lebih dahulu.
"(Nahkoda) itu akan kita wawancara," ujar Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono kepada wartawan, Senin (2/1/2016).
Menurut dia, seharusnya nahkoda menjadi orang yang paling akhir meninggalkan kapal. Masalah ini pun akan digali KNKT dari mulut para anak buah kapal (ABK). "Itu akan kita gali dari krunya," jelas dia.
Baca: Kemenhub Kerahkan Tim Penyelam Cari Korban Zahro Express
Dia pun belum mau banyak bicara soal dugaan penyebab kebakaran kapal. KNKT, kata dia, masih fokus pada pengumpulan data-data.
Dalam pencarian data, KNKT bahkan juga menyasar ke tempat pembuatan kapal. "Kita minta gambar-gambarnya waktu dibikin seperti apa," papar dia.
Baca: Basarnas Memfokuskan Pencarian 1 Mil dari Area Kapal Terbakar
Kementerian Perhubungan menyesali sikap nakhoda dan anak buah kapal Zahro Express yang menyelamatkan diri paling awal saat kapal mulai terbakar. Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono mengatakan, seorang kapten yang memiliki sertifikat pelaut harusnya menjadi yang paling terakhir keluar kapal setelah memastikan semua penumpang aman.
Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya telah menahan nakhoda Kapal Zahro Express Moh. Nali berikut anak buah kapal (ABK). Nakhoda Nali mendapat izin berlayar dari Kesayahbandaran dan Otoritas pelabuhan Muara Angke dengan surat bernomor J6/KSOP/V/1/1/2017. Ia tercatat berlayar bersama lima awak serta 100 penumpang sesuai manifes.
Direktur Polair Polda Metro Jaya Kombes Hero Hendrianto Bachtiar mengatakan, pihaknya telah memeriksa keterangan pegawai Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, pegawai Syahbandar, serta beberapa saksi mata. Pemeriksaan dilakukan lantaran jumlah manifes tidak sesuai fakta setelah terjadi kecelakaan.
Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar, Minggu 1 Januari. Api diduga muncul pertama kali dari bagian belakang kapal. Api dengan cepat merambat ke seluruh bagian kapal.
medcom.id, Jakarta: Sebanyak 23 orang tewas akibat terbakarnya KM Zahro Express. Sementara itu, belasan korban kapal Zahro Express masih dirawat di beberapa rumah sakit.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyelidiki kebakaran kapal Zahro Express. Nahkoda akan diminta keterangan karena diduga meninggalkan kapal lebih dahulu.
"(Nahkoda) itu akan kita wawancara," ujar Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono kepada wartawan, Senin (2/1/2016).
Menurut dia, seharusnya nahkoda menjadi orang yang paling akhir meninggalkan kapal. Masalah ini pun akan digali KNKT dari mulut para anak buah kapal (ABK). "Itu akan kita gali dari krunya," jelas dia.
Baca: Kemenhub Kerahkan Tim Penyelam Cari Korban Zahro Express
Dia pun belum mau banyak bicara soal dugaan penyebab kebakaran kapal. KNKT, kata dia, masih fokus pada pengumpulan data-data.
Dalam pencarian data, KNKT bahkan juga menyasar ke tempat pembuatan kapal. "Kita minta gambar-gambarnya waktu dibikin seperti apa," papar dia.
Baca: Basarnas Memfokuskan Pencarian 1 Mil dari Area Kapal Terbakar
Kementerian Perhubungan menyesali sikap nakhoda dan anak buah kapal Zahro Express yang menyelamatkan diri paling awal saat kapal mulai terbakar. Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono mengatakan, seorang kapten yang memiliki sertifikat pelaut harusnya menjadi yang paling terakhir keluar kapal setelah memastikan semua penumpang aman.
Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya telah menahan nakhoda Kapal Zahro Express Moh. Nali berikut anak buah kapal (ABK). Nakhoda Nali mendapat izin berlayar dari Kesayahbandaran dan Otoritas pelabuhan Muara Angke dengan surat bernomor J6/KSOP/V/1/1/2017. Ia tercatat berlayar bersama lima awak serta 100 penumpang sesuai manifes.
Direktur Polair Polda Metro Jaya Kombes Hero Hendrianto Bachtiar mengatakan, pihaknya telah memeriksa keterangan pegawai Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, pegawai Syahbandar, serta beberapa saksi mata. Pemeriksaan dilakukan lantaran jumlah manifes tidak sesuai fakta setelah terjadi kecelakaan.
Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar, Minggu 1 Januari. Api diduga muncul pertama kali dari bagian belakang kapal. Api dengan cepat merambat ke seluruh bagian kapal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)