Jakarta: Mahalnya harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran 2019 belum membuat angkutan umum lain, bus misalnya, menjadi pilihan. Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur belum kelimpahan penumpang yang beralih dari pesawat.
"Kita sih nggak terasa ya. Karena jarak dekat sih yah kita," kata Staff PO Sinar Jaya Musawir saat berbincang dengan Medcom.id di Terminal Pulau Gebang, Jakarta Timur, Minggu, 19 Mei 2019.
Senada, Koordinator tiket PO Akas, Manik mengaku belum merasakan adanya lonjakan penumpang akibat tiket pesawat mahal. Ia ragu bakal ada lonjakan penumpang.
"Tidak terasa. Justru semakin tahun penumpang berkurang," ucap Manik.
Ia menduga penumpang yang tidak bisa membeli tiket pesawat mencari alternatif angkutan umum lain. Tapi, tidak naik bus.
(Baca juga: Penurunan Tarif Tiket Pesawat Dinilai Tidak Berdampak Signifikan)
Karyawan PO Arga Mas, Yono juga mengaku, sampai saat ini belum merasakan fenomena peralihan penumpang. "Sampai sekarang ini masih normal, nggak ada fenomena itu," ujar Yono.
Pemerintah menetapkan tarif batas atas tiket pesawat turun antara 12 persen sampai 16 persen, penurunan sebesar 12 persen akan dilakukan pada rute-rute ramai seperti rute-rute di daerah Jawa. Sedangkan penurunan lainnya dilakukan pada rute-rute seperti rute penerbangan ke Jayapura.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat Rapat Koordinasi Pembahasan Tindak Lanjut Tarif Angkatan Udara, di Jakarta.
"Hal ini dilakukan pemerintah, bukan hanya memerhatikan pihak maskapai, tetapi juga konsumen sebagai masyarakat," pungkas Menko Darmin.
Jakarta: Mahalnya harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran 2019 belum membuat angkutan umum lain, bus misalnya, menjadi pilihan. Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur belum kelimpahan penumpang yang beralih dari pesawat.
"Kita sih nggak terasa ya. Karena jarak dekat sih yah kita," kata Staff PO Sinar Jaya Musawir saat berbincang dengan
Medcom.id di Terminal Pulau Gebang, Jakarta Timur, Minggu, 19 Mei 2019.
Senada, Koordinator tiket PO Akas, Manik mengaku belum merasakan adanya lonjakan penumpang akibat tiket pesawat mahal. Ia ragu bakal ada lonjakan penumpang.
"Tidak terasa. Justru semakin tahun penumpang berkurang," ucap Manik.
Ia menduga penumpang yang tidak bisa membeli tiket pesawat mencari alternatif angkutan umum lain. Tapi, tidak naik bus.
(Baca juga:
Penurunan Tarif Tiket Pesawat Dinilai Tidak Berdampak Signifikan)
Karyawan PO Arga Mas, Yono juga mengaku, sampai saat ini belum merasakan fenomena peralihan penumpang. "Sampai sekarang ini masih normal, nggak ada fenomena itu," ujar Yono.
Pemerintah menetapkan tarif batas atas tiket pesawat turun antara 12 persen sampai 16 persen, penurunan sebesar 12 persen akan dilakukan pada rute-rute ramai seperti rute-rute di daerah Jawa. Sedangkan penurunan lainnya dilakukan pada rute-rute seperti rute penerbangan ke Jayapura.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat Rapat Koordinasi Pembahasan Tindak Lanjut Tarif Angkatan Udara, di Jakarta.
"Hal ini dilakukan pemerintah, bukan hanya memerhatikan pihak maskapai, tetapi juga konsumen sebagai masyarakat," pungkas Menko Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)