Salah satu mitra GoFood memberikan pesanan kepada pengemudi GoJek. Dok GoJek
Salah satu mitra GoFood memberikan pesanan kepada pengemudi GoJek. Dok GoJek

GoTo, Jalan Terang untuk Bangkit Bersama di Kala Pandemi

Nur Azizah • 19 November 2021 20:33

 
Tak hanya Dedi, Wahid Nurrohman juga salah satu dari sederet pejuang di situasi sulit ini. Pandemi membuat perusahaannya goyah. Perusahaan yang bergerak di bidang engineering itu tak mampu memperpanjang kontrak ia dan beberapa rekan kerjanya.
 
Hal ini tentu sangat berdampak pada peronomian keluarganya. Ia tak bisa lagi mengandalkan gaji bulanan. Wahid terpaksa memutar otak, memaksimalkan usaha yang sebelumya pernah ia rintis. Jual beli pakaian bekas. Ia mulai mendaftarkan Kabanju sebagai nama tokonya itu ke Tokopedia.
 
“Tadinya Cuma jualan di Instagram saja, karena banyak calon buyer yang belum trust, akhirnya pilih buka di marketplace. Selain itu, juga supaya jangkauannya lebih luas. Peluang barang yang terjual semakin besar,” ucap Wahid kepada Medcom.id, Selasa, 17 November 2021.
 
Tokopedia menjadi andalan Wahid agar Kabanju semakin dikenal. Apalagi, marketplace yang diluncurkan 17 Agustus 2009 ini sudah menjangkau 99 persen kecamatan di Indonesia.
 
Platform digital ini juga paling akrab di masyarakat. Berdasarkan survei Tempo Data Science (TDS) pada Juli 2021, Tokopedia berada di posisi puncak. Dari sisi kualitas top of mind (TOM), e-commers yang paling dikenal ialah Tokopedia dengan presentase 35 persen.
 
Menempel di posisi berikutnya adalah Shopee 34 persen, diikuti Bukalapak 13 persen, Lazada 7 persen, Blibli 7 persen, dan JD.ID 3 persen.
 
GoTo, Jalan Terang untuk Bangkit Bersama di Kala Pandemi
 
Bangkit Bersama GoTo
 
Pandemi covid-19 menjadi pukulan telak bagi seluruh sektor di Tanah Air. Banyak perusahaan terseok-seok ketika harus mengubah sistem bisnis mereka tiba-tiba. Perusahaan yang tak memiliki aset digital mumpuni mau tak mau gulung tikar.
 
Alhasil, PHK di mana-mana. Masyarakat dipaksa mencari solusi agar dapur tetap ngebul. Disrupsi teknologi pun menjadi berkah, sebab banyak bisnis yang kemudian hijrah dan bertumpu pada dunia digital.
 
Berdasakan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terhubung digital selama covid-19 mencapai 16,4 juta. Jumlah ini meningkat pesat dari yang sebelumnya 8-10 juta per tahun.
 
Dari 16,4 juta UMKM, 250 ribu di antaranya memilih mengembangkan usahanya di GoFood. Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan mereka berbondong-bondong bergabung di GoFood selama covid-19.
 
Baca: GoJek dan Kemenkop UKM Dorong Pelatihan Ribuan UMKM
 
Total ada satu juta UMKM kuliner sudah bergabung. Transaksi 250 ribu UMKM yang baru bergabung diklaim meningkat.
 
Sementara itu, CEO Grup GoTo dan CEO GoTo Financial Andre Soelistyo mengatakan untuk menghadapi masa kritis dibutuhkan kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah, dan swasta. Kolaborasi untuk memaksimalkan UMKM bisa go digital. 
 
"Dari semangat kolaborasi dan resilience (ketangguhan) itu kami memikirkan bagaimana GoTo bisa berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi," tutur Andre dalam diskusi virtual, Kamis, 30 September 2021.
 
Keinginan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi membuat GoTo menginisiasi gerakan 'Bangkit Bersama GoTo Dukung Pemulihan Ekonomi Indonesia'.  Fokusnya, menjembatani para UMKM di Indonesia melalui digital.
 
Gojek dan Tokopedia ingin memajukan UMKM. Khususnya produk dalam negeri dari masyarakat lokal. Denyut nadi Gojek atau GoFood itu selalu hyperlocal, yaitu memperkerjakan dan menghubungkan pengusaha setempat dengan permintaan dari masyarakat setempat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan