Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menginstruksikan seluruh kepala daerah melakukan mitigasi bencana. Sebab, bencana alam telah melanda sejumlah daerah.
"Banyak berbagai peristiwa bencana banjir, longsor, dan badai tropis di beberapa tempat seperti banjir bandang di Batu, banjir di Pacitan, banjir di Sintang, genangan di Jakarta, dan beberapa tempat lainnya, karena adanya curah hujan yang tinggi," ujar Ma'ruf dalam keterangan persnya secara virtual, Jumat, 12 November 2021.
Ma'ruf menjelaskan berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini sedang terjadi anomali perubahan suhu di perairan Samudera Pasifik akibat pemanasan global yang disebut fenomena La-Nina. Fenomena La-Nina ini turut berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia yang mencapai 20-70 persen di atas normal sehingga menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan badai tropis.
BMKG, kata Ma'ruf, telah menyampaikan curah hujan jauh lebih tinggi selama November 2021 hingga Januari 2022. Informasi tersebut telah disebarkan jauh-jauh hari sebelum banyaknya bencana alam.
Baca: Masyarakat Diminta Pahami Dampak Ikutan Pascagempa Besar
"Lakukan perencanaan mitigasi dengan lebih baik, mengingat peringatan dari BMKG telah diberikan jauh sebelumnya," ucap Ma'ruf.
Ia menyebut mitigasi bencana dapat dilakukan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Ia menekankan saat ini perubahan iklim dan cuaca ekstrem belum sepenuhnya bisa diprediksi dengan tepat.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres)
Ma'ruf Amin menginstruksikan seluruh kepala daerah melakukan
mitigasi bencana. Sebab, bencana alam telah melanda sejumlah daerah.
"Banyak berbagai peristiwa bencana banjir,
longsor, dan badai tropis di beberapa tempat seperti banjir bandang di Batu, banjir di Pacitan, banjir di Sintang, genangan di Jakarta, dan beberapa tempat lainnya, karena adanya curah hujan yang tinggi," ujar Ma'ruf dalam keterangan persnya secara virtual, Jumat, 12 November 2021.
Ma'ruf menjelaskan berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), saat ini sedang terjadi anomali perubahan suhu di perairan Samudera Pasifik akibat pemanasan global yang disebut fenomena La-Nina. Fenomena La-Nina ini turut berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia yang mencapai 20-70 persen di atas normal sehingga menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan badai tropis.
BMKG, kata Ma'ruf, telah menyampaikan curah hujan jauh lebih tinggi selama November 2021 hingga Januari 2022. Informasi tersebut telah disebarkan jauh-jauh hari sebelum banyaknya bencana alam.
Baca:
Masyarakat Diminta Pahami Dampak Ikutan Pascagempa Besar
"Lakukan perencanaan mitigasi dengan lebih baik, mengingat peringatan dari BMKG telah diberikan jauh sebelumnya," ucap Ma'ruf.
Ia menyebut mitigasi bencana dapat dilakukan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Ia menekankan saat ini perubahan iklim dan cuaca ekstrem belum sepenuhnya bisa diprediksi dengan tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)