Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memastikan ketersediaan hewan kurban jelang Iduladha. Mengutip data Kementerian Pertanian (Kementan) ada 2,7 juta ekor sapi dan kambing yang tersedia.
Menurut dia, jumlah hewan kurban yang diperlukan hanya sekitar 1,7 juta ekor. Dengan demikian, stok hewan kurban untuk Iduladha tahun ini mengalami surplus.
"Jadi, prinsipnya cukup cuma permasalahannya ketersebarannya yang kita tidak tahu, mungkin ada daerah-daerah yang mungkin minus, mungkin, tidak semua sama kadang-kadang secara nasional," ujar Tito dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Juni 2023.
Mendagri menekankan kepada pemerintah daerah (Pemda) agar memperhatikan dan menghitung jumlah hewan kurban yang dibutuhkan. Sehingga, sebaran dapat merata.
Tito juga mengimbau koordinasi antardaerah dan pengusaha ternak. Sehingga, tercipta jalur pendistribusian hewan ternak yang baik.
"Sehingga nanti bisa mendorong kerja sama antardaerah memberitahu pengusaha peternak untuk mengambil dari daerah-daerah yang surplus ke daerah yang defisit," kata Tito.
Di lain sisi, dia juga meminta Pemda mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dapat menyerang hewan kurban. Penyakit ini umumnya menyerang semua hewan seperti sapi, kerbau, babi, kambing, dan domba.
"Intinya bahwa untuk Iduladha ini kita perlu mengatensi hewan kurban yang berpenyakit, karena masih ada penyakit mulut dan kuku di 17 provinsi yang belum sembuh itu adalah sebesar 20.029 ekor, jadi jangan sampai nanti jadi kurban kemudian bermasalah," katanya.
Mendagri juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat lebih jeli dan berhati-hati dalam melihat kesehatan hewan kurban yang akan disembelih. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengungkapkan upaya pengendalian PMK.
Pihaknya telah melakukan karantina dan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah hewan tersebut layak dikonsumsi oleh masyarakat. Kementerian Pertanian telah memasang semacam tanda di telinga hewan.
Tanda tersebut memiliki barcode yang berguna untuk mengetahui apakah hewan tersebut sudah divaksinasi atau belum. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit PMK.
"(Barcode) itu bisa dicek kepemilikannya siapa, dari kabupaten sampai desa mana, (apakah) ternak tersebut sudah divaksinasi apa belum itu terdata lewat barcode yang ada di telinga setiap hewan. Jadi lewat pos distribusi dapat melakukan pengecekkan, sehingga aman perjalanan hewan kurban kita dan dari segi risiko penyakit yang ada," kata Nasrullah.
Faustinus Nua
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memastikan ketersediaan hewan kurban jelang
Iduladha. Mengutip data Kementerian Pertanian (Kementan) ada 2,7 juta ekor sapi dan kambing yang tersedia.
Menurut dia, jumlah hewan kurban yang diperlukan hanya sekitar 1,7 juta ekor. Dengan demikian, stok
hewan kurban untuk Iduladha tahun ini mengalami surplus.
"Jadi, prinsipnya cukup cuma permasalahannya ketersebarannya yang kita tidak tahu, mungkin ada daerah-daerah yang mungkin minus, mungkin, tidak semua sama kadang-kadang secara nasional," ujar
Tito dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Juni 2023.
Mendagri menekankan kepada pemerintah daerah (Pemda) agar memperhatikan dan menghitung jumlah hewan kurban yang dibutuhkan. Sehingga, sebaran dapat merata.
Tito juga mengimbau koordinasi antardaerah dan pengusaha ternak. Sehingga, tercipta jalur pendistribusian hewan ternak yang baik.
"Sehingga nanti bisa mendorong kerja sama antardaerah memberitahu pengusaha peternak untuk mengambil dari daerah-daerah yang surplus ke daerah yang defisit," kata Tito.
Di lain sisi, dia juga meminta Pemda mewaspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dapat menyerang hewan kurban. Penyakit ini umumnya menyerang semua hewan seperti sapi, kerbau, babi, kambing, dan domba.
"Intinya bahwa untuk Iduladha ini kita perlu mengatensi hewan kurban yang berpenyakit, karena masih ada penyakit mulut dan kuku di 17 provinsi yang belum sembuh itu adalah sebesar 20.029 ekor, jadi jangan sampai nanti jadi kurban kemudian bermasalah," katanya.
Mendagri juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat lebih jeli dan berhati-hati dalam melihat kesehatan hewan kurban yang akan disembelih. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengungkapkan upaya pengendalian PMK.
Pihaknya telah melakukan karantina dan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah hewan tersebut layak dikonsumsi oleh masyarakat. Kementerian Pertanian telah memasang semacam tanda di telinga hewan.
Tanda tersebut memiliki barcode yang berguna untuk mengetahui apakah hewan tersebut sudah divaksinasi atau belum. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit PMK.
"(Barcode) itu bisa dicek kepemilikannya siapa, dari kabupaten sampai desa mana, (apakah) ternak tersebut sudah divaksinasi apa belum itu terdata lewat barcode yang ada di telinga setiap hewan. Jadi lewat pos distribusi dapat melakukan pengecekkan, sehingga aman perjalanan hewan kurban kita dan dari segi risiko penyakit yang ada," kata Nasrullah.
Faustinus Nua
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)