Jakarta: Beberapa hari terakhir, nama Peter Ghonta menjadi trending topic setelah dirinya mengkritik keras timnas Indonesia dengan sederet pemain naturalisasi. Kritikan Peter ia bagikan di akun instagram pribadinya @peterghonta.
Dalam unggahan tersebut, Peter Gontha justru mengaku malu karena timnas Indonesia didominasi para pemain naturalisasi dan bukan pemain lokal.
Peter Gontha juga menyebutkan bahwa ia telah siap menghadapi konsekuensi setelah menyampaikan kritiknya terhadap keberadaan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia.
“Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat followers saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya," tulis Peter Gontha dalam unggahannya di Instagram, dikutip pada Kamis (12/9/2024).
Lebih lanjut, mantan dubes RI untuk Polandia tersebut juga melontarkan beberapa pernyataan keras terkait para pemain naturalisasi di era Shin Tae-yong (STY).
Menurutnya, para pemain naturalisasi tersebut tidak akan selamanya menjadi WNI. Ketika mereka sudah tidak membela timnas maka pemain naturalisasi tersebut akan melepas status Warga Negara Indonesia (WNI) mereka.
"Apakah anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka," ucap Peter.
Tak cukup itu saja, Peter menuding para pemain naturalisasi Timnas Indonesia tidak akan mau membuang tunjangan sosial dari negara asal mereka.
Profil Peter Gontha
Peter Frans Gontha lahir di Semarang pada 4 Mei 1948. Ia merupakan mantan Dubes RI untuk Polandia pada periode 2014-2019 tepatnya di era pemerintahan presiden SBY.
Peter merupakan putra dari pasangan V Willem Gontha dan Alice. Ia merupakan pengusaha sukses yang juga menjabat sebagai komisaris Garuda Indonesia.
Peter Gontha memulai kariernya sebagai awak kapal pesiar di Holland-America Line yang berbasis di Belanda, melayani rute trans-Atlantik. Lalu ia mendapat beasiswa untuk belajar akuntansi di Praehap Institute Belanda.
Selama masa kuliah, Peter sempat bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia pernah bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, hingga membersihkan kapal.
Kisah sukses Peter dimulai ketika ia bekerja di Citibank New York hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden American Express Bank untuk Asia.
Hijrah ke tanah air, Peter tercatat berhasil membangun berbagai perusahaan yang menjadi gurita bisnis, termasuk Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, First Media, dan Indovision.
Peter juga memiliki ketertarikan dalam dunia hiburan. Ia merupakan pencetus festival musik terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz).
Jakarta: Beberapa hari terakhir, nama
Peter Ghonta menjadi trending topic setelah dirinya mengkritik keras
timnas Indonesia dengan sederet pemain naturalisasi. Kritikan Peter ia bagikan di akun instagram pribadinya
@peterghonta.
Dalam unggahan tersebut, Peter Gontha justru mengaku malu karena timnas Indonesia didominasi para pemain naturalisasi dan bukan pemain lokal.
Peter Gontha juga menyebutkan bahwa ia telah siap menghadapi konsekuensi setelah menyampaikan kritiknya terhadap keberadaan pemain naturalisasi di Timnas Indonesia.
“Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat followers saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya," tulis Peter Gontha dalam unggahannya di Instagram, dikutip pada Kamis (12/9/2024).
Lebih lanjut, mantan dubes RI untuk Polandia tersebut juga melontarkan beberapa pernyataan keras terkait para pemain naturalisasi di era Shin Tae-yong (STY).
Menurutnya, para pemain naturalisasi tersebut tidak akan selamanya menjadi WNI. Ketika mereka sudah tidak membela timnas maka pemain naturalisasi tersebut akan melepas status Warga Negara Indonesia (WNI) mereka.
"Apakah anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka," ucap Peter.
Tak cukup itu saja, Peter menuding para pemain naturalisasi Timnas Indonesia tidak akan mau membuang tunjangan sosial dari negara asal mereka.
Profil Peter Gontha
Peter Frans Gontha lahir di Semarang pada 4 Mei 1948. Ia merupakan mantan Dubes RI untuk Polandia pada periode 2014-2019 tepatnya di era pemerintahan presiden SBY.
Peter merupakan putra dari pasangan V Willem Gontha dan Alice. Ia merupakan pengusaha sukses yang juga menjabat sebagai komisaris Garuda Indonesia.
Peter Gontha memulai kariernya sebagai awak kapal pesiar di Holland-America Line yang berbasis di Belanda, melayani rute trans-Atlantik. Lalu ia mendapat beasiswa untuk belajar akuntansi di Praehap Institute Belanda.
Selama masa kuliah, Peter sempat bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia pernah bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, hingga membersihkan kapal.
Kisah sukses Peter dimulai ketika ia bekerja di Citibank New York hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden American Express Bank untuk Asia.
Hijrah ke tanah air, Peter tercatat berhasil membangun berbagai perusahaan yang menjadi gurita bisnis, termasuk Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, First Media, dan Indovision.
Peter juga memiliki ketertarikan dalam dunia hiburan. Ia merupakan pencetus festival musik terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)