Webinar Ngobras) bertema Melindungi Rekam Jejak Digital. Foto: Tangkapan layar Zoom
Webinar Ngobras) bertema Melindungi Rekam Jejak Digital. Foto: Tangkapan layar Zoom

Warganet, Waspada Bahaya Jejak Digital

Medcom • 22 Februari 2023 20:24
Jakarta: Jejak digital menjadi momok menakutkan bagi warganet. Tak sedikit yang datanya dicuri dan dimanfaatkan orang lain. Jejak digital bahkan digunakan untuk kepentingan memeras.
 
Guna mengedukasi warganet agar bisa menjaga dan mengelola jejak digitalnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Komisi I DPR menyelenggarkan webinar Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras). 
 
Tema yang diangkat adalah Melindungi Rekam Jejak Digital. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. 

Ketua Umum Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Indonesia Fajar Eri Dianto menyebutkan rekam jejak perilaku sopan santun masyarakat Indonesia sebenarnya sudah terbangun sebelum dunia digital hadir. 
 
"Sayangnya, di dunia digital, warganet asal Indonesia justru dicap paling tidak sopan se-Asia Tenggara," kata Fajar, Rabu, 22 Februari 2023. 
 
Semua aktivitas internet itu pun dapat terekam dengan mudah dan tanpa bisa dihapus. Dari mulai postingan media sosial, pencarian di mesin pencari, tontonan Youtube, gim, musik, hingga aplikasi lainnya. 
 
Anggota DPR Subarna menjelaskan jejak digital dapat disalahgunakan oleh sejumlah oknum. "Jejak digital yang berisi data pribadi rawan disalahgunakan," ujar Subarna. 
 
Baca: Tingkatkan Penjualan, Pelaku UMKM Didorong Berinovasi Melalui Digital
 

Pisau bermata dua

Senior Account Manager Telkomsat Widy Sulistianto menjelaskan jejak internet dapat berdampak positif dan negatif layaknya pisau bermata dua. Ia dapat menjadi personal branding, tetapi juga dapat menjadi ancaman dan kerugian terhadap pribadi.
 
Widy menjelaskan, dengan membangun personal branding, pengguna mendapatkan sejumlah keuntungan seperti meningkatkan kredibilitas, membangun kepercayaan diri, menemukan relasi dan memperluas jaringan, serta menciptakan berbagai peluang. Sayangnya, 89 persen masyarakat masih belum paham akan perlunya menjaga rekam jejak di internet. 
 
"Hal ini tentu menimbulkan celah ancaman digital tersendiri. Seperti kebocoran data, penggunaan wifi publik, pemakaian sandi yang buruk, dan penipuan melalui iklan," kata dia.
 
Untuk itu, Widy memaparkan empat upaya perlindungan data pribadi: 
  1. Menggunakan jaringan Wi-Fi yang aman, 
  2. memperkuat keamanan akun, 
  3. mengindari phising, serta
  4. memperbarui aplikasi dan menggunakan kunci pada layar smartphone.
"Harus memiliki kemampuan agar terhindar dari ancaman digital,” ujar dia.
 

4 pilar literasi digital

Melengkapi paparan Widy, Fajar Eri Dianto menuturkan ada sejumlah cara menjaga rekam jejak digital. Menurutnya ada empat pilar dari literasi digital yang bisa digunakan, yakni digital skills, digital safety, digital ethics, dan digital culture. 
 
“Dengan empat pilar literasi digital ini, kita dapat menciptakan rekam jejak digital yang positif," kata Fajar.
 
Agus juga mengingatkan teknologi digital yang ada harus bisa dimanfaatkan oleh generasi bangsa sebagai upaya bersama membangun rekam jejak digital bangsa yang positif.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan