Jakarta: Iklim tropis disebut bukan jaminan Covid-19 atau virus korona tidak menyebar ke Indonesia. Apalagi, belum ada penelitian yang memastikan iklim memengaruhi penyebaran virus tersebut.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya virus korona," kata pakar virus Lembaga Eijkman, Herawati Sudoyo dalam acara Crosscheck by Medcom.id, di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu, 1 Maret 2020.
Herawati mengatakan virus tersebut memang lemah dalam suhu panas. Namun, suhu panas tersebut harus betul-betul tinggi.
Baca: 69 ABK WNI Tinggalkan Diamond Princess
Menurut dia, suhu tropis di Indonesia masih kurang untuk membunuh virus korona. Sebab, panas di Indonesia hanya berkisar diangka 30 derajat saja.
"Kalau kita panasin dia dalam suhu 56 derajat, dia (virus korona) akan mati dalam waktu 30 menit, tapi kan enggak 56 derajat lingkungan kita," ujar Herawati.
Landing Craft Utility (LCU) KRI dr Soeharso mengangkut 188 WNI ABK World Dream untuk diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Herawati mengatakan suhu belum tentu mengurangi kekuatan sebuah virus. Pengertian itu hanya sebatas teori.
"Jadi itu sangat spekulatif yang bilang bahwa temperatur akan mengurangi. Itu adalah teori yang memang kita anut bahwa dalam musim dingin respon imun tubuh menurun sehingga kita mudah sekali terjangkit," tegas Herawati.
Jakarta: Iklim tropis disebut bukan jaminan Covid-19 atau virus korona tidak menyebar ke Indonesia. Apalagi, belum ada penelitian yang memastikan iklim memengaruhi penyebaran virus tersebut.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya virus korona," kata pakar virus Lembaga Eijkman, Herawati Sudoyo dalam acara Crosscheck by Medcom.id, di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu, 1 Maret 2020.
Herawati mengatakan virus tersebut memang lemah dalam suhu panas. Namun, suhu panas tersebut harus betul-betul tinggi.
Baca:
69 ABK WNI Tinggalkan Diamond Princess
Menurut dia, suhu tropis di Indonesia masih kurang untuk membunuh virus korona. Sebab, panas di Indonesia hanya berkisar diangka 30 derajat saja.
"Kalau kita panasin dia dalam suhu 56 derajat, dia (virus korona) akan mati dalam waktu 30 menit, tapi kan enggak 56 derajat lingkungan kita," ujar Herawati.
Landing Craft Utility (LCU) KRI dr Soeharso mengangkut 188 WNI ABK World Dream untuk diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Herawati mengatakan suhu belum tentu mengurangi kekuatan sebuah virus. Pengertian itu hanya sebatas teori.
"Jadi itu sangat spekulatif yang bilang bahwa temperatur akan mengurangi. Itu adalah teori yang memang kita anut bahwa dalam musim dingin respon imun tubuh menurun sehingga kita mudah sekali terjangkit," tegas Herawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)