Proses pemulangan ini didukung sepenuhnya oleh Kemenlu Jepang serta Aparat Kesehatan setempat.
Setelah makan hidangan santap siang yang dikirim KBRI Tokyo, para ABK WNI turun satu persatu untuk diukur suhu tubuhnya. Mereka yang suhunya lebih panas dari angka yang ditetapkan Protokol Kesehatan Indonesia diminta untuk kembali ke kapal.
Berdasarkan keterangan tertulis Kemenlu RI, total 69 ABK WNI yang secara sukarela mengikuti proses pemulangan ini telah meninggalkan Diamond Princess dengan menggunakan bus menuju pesawat sewaan yang telah menunggu.
Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah mendukung proses pemulangan ini, utamanya beberapa pihak yang langsung terlibat di lapangan, antara lain: Kemenlu Jepang, Japan Self Defense Force (JSDF), manajemen Princess Cruises serta Polisi Metropolitan Tokyo.
Diamond Princess dikarantina di pelabuhan Yokohama pada 5 Februari usai seseorang yang pernah naik ke kapal itu dinyatakan positif terjangkit virus korona COVID-19.
Semua orang di kapal tersebut, baik penumpang maupun kru, menjalani masa karantina selama dua pekan. Karantina di Diamond Princess berakhir 19 Februari lalu, namun para kru dari berbagai negara tetap diminta berada di dalam kapal.
Virus korona COVID-19 pertama kali muncul di provinsi Hubei, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Berdasarkan data terbaru situs pemantau John Hopkins CSSE, angka kematian global akibat COVID-19 mencapai 2.979.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News