Jakarta: Tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid mengenang sosok Buya Syafii Maarif. Menurut Yenny, Buya Syafii merupakan sosok independen.
"Bisa melakukan kritik kepada siapa pun, termasuk pemangku kekuasaan. Mengkritiknya juga melalui cara yang baik," kata Yenny dalam Breaking News Metro TV, Jumat, 27 Mei 2022.
Menurut Yenny, penyampaian kritik Buya Syafii yang sopan dan baik membuatnya berbeda. Sehingga, Buya Syafii tak kehilangan hubungan baik dengan semua pihak yang dikritik.
Yenny mengatakan pemikiran ini yang harus ditiru, termasuk gaya hidup Buya Syafii. Ketua PP Muhammadiyah periode 1988-2005 itu tak pernah menunjukkan hidup mewah.
Baca: Konsistensi hingga Kesederhanaan Buya Syafii Disebut Prasasti
"Ke mana-mana naik sepeda, naik vespa, tapi pemikirannya sangat luar biasa. Buya merupakan muslim sejati yang mengamalkan Islam rahmatan lil alamin," kata Yenny.
Dia menyebut Buya Syafii meninggalkan legasi utama, yakni keteguhan sikap dan istiqomah memperjuangkan keadilan. Yenny menyebut tak hanya pihak Muhammadiyah yang berduka atas meninggalnya Buya.
"Tapi kita warga NU juga kehilangan," kata Yenny.
Buya Syafii Maarif meninggal di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sekitar pukul 10.15 WIB pada Jumat, 27 Mei 2022. Jenazah Buya Syafii dibawa ke Masjid Besar Kauman Yogyakarta, untuk memberi kesempatan salat jenazah hingga pukul 15.00 WIB.
Kemudian, jenazah dibawa ke Permakaman Husnul Khatimah di Kulon Progo. Permakaman Husnul Khatimah merupakan Permakaman Muhammadiyah, tepatnya di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Jakarta: Tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias
Yenny Wahid mengenang sosok Buya Syafii Maarif. Menurut Yenny, Buya Syafii merupakan sosok independen.
"Bisa melakukan kritik kepada siapa pun, termasuk pemangku kekuasaan. Mengkritiknya juga melalui cara yang baik," kata Yenny dalam
Breaking News Metro TV, Jumat, 27 Mei 2022.
Menurut Yenny, penyampaian kritik
Buya Syafii yang sopan dan baik membuatnya berbeda. Sehingga, Buya Syafii tak kehilangan hubungan baik dengan semua pihak yang dikritik.
Yenny mengatakan pemikiran ini yang harus ditiru, termasuk gaya hidup Buya Syafii. Ketua PP Muhammadiyah periode 1988-2005 itu tak pernah menunjukkan hidup mewah.
Baca:
Konsistensi hingga Kesederhanaan Buya Syafii Disebut Prasasti
"Ke mana-mana naik sepeda, naik vespa, tapi pemikirannya sangat luar biasa.
Buya merupakan muslim sejati yang mengamalkan Islam
rahmatan lil alamin," kata Yenny.
Dia menyebut Buya Syafii meninggalkan legasi utama, yakni keteguhan sikap dan istiqomah memperjuangkan keadilan. Yenny menyebut tak hanya pihak Muhammadiyah yang berduka atas meninggalnya Buya.
"Tapi kita warga NU juga kehilangan," kata Yenny.
Buya Syafii Maarif meninggal di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sekitar pukul 10.15 WIB pada Jumat, 27 Mei 2022. Jenazah Buya Syafii dibawa ke Masjid Besar Kauman Yogyakarta, untuk memberi kesempatan salat jenazah hingga pukul 15.00 WIB.
Kemudian, jenazah dibawa ke Permakaman Husnul Khatimah di Kulon Progo. Permakaman Husnul Khatimah merupakan Permakaman Muhammadiyah, tepatnya di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)