Jakarta: Pemerintah mengumumkan vaksin lanjutan atau booster gratis untuk masyarakat. Penyuntikan vaksin booster dimulai besok, Rabu, 12 Januari 2022.
Pengumuman pemberian vaksin booster gratis ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengatakan keselamatan rakyat Indonesia merupakan hal yang utama.
"Saya telah memutuskan pemberian vaksinasi dosis ketiga ini gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia karena, sekali lagi, saya tegaskan keselamatan rakyat adalah yang utama," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2022.
Dalam pemberian vaksin booster pemerintah menggunakan lima merek vaksin korona, yaitu CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Kelima vaksin tersebut memenuhi persyaratan uji klinis. Sehingga, dapat mengantongi izin Emergency Use Authorization (EUA).
“(Vaksin ini) telah melalui proses evaluasi dan mendapat rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI),” ujar Penny dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin 10 Januari 2022.
Sebelum mengikuti vaksinasi booster ada baik mengetahui terkait vaksin-vaksin yang digunakan. Berikut lima merek vaksin yang digunakan untuk booster lengkap dengan efeknya ke antibodi.
1. Vaksin Coronavac
Pertama, vaksin Coronavac. Vaksin ini bersifat homolog, yakni hanya bisa diberikan bila vaksin dosis kedua menggunakan Coronavac.
"Pertama, vaksin Coronavac pemberian satu dosis setelah enam bulan dari vaksinasi dosis lengkap usia di atas 18 tahun," kata Penny K Lukito.
Reaksi vaksin Coronavac yang muncul relatif aman seperti nyeri di tempat suntikan dan kemerahan. Imunogenisitas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi.
"Mencapai 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian booster," kata Penny K Lukito.
2. Vaksin Pfizer
Kedua, vaksin Pfizer yang bersifat homolog. Vaksin ini diberikan sebanyak satu dosis dengan jangka minimal enam bulan setelah vaksin dosis kedua.
"Kejadian tidak diinginkan sifatnya lokal seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, otot, dan demam," ucap Penny K Lukito.
Penny menuturkan imunogenisitas menunjukkan rata-rata peningkatan titer antibodi sebesar 3,3 kali. Antibodi muncul satu bulan pascapenyuntikan.
3. Vaksin AstraZeneca
Berikutnya, yakni AstraZeneca yang bersifat homolog. Efek samping AstraZeneca aman dan bisa ditoleransi dengan tingkat ringan sebesar 55 persen dan sedang sebanyak 37 persen.
"Imunogenisitasnya menunjukkan peningkatan rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3.700," tutur Penny.
4. Vaksin Moderna
Vaksin keempat ialah Moderna yang bersifat homolog dan heterolog dengan setengah dosis. Artinya, Moderna juga bisa disuntikkan kepada orang yang menerima merek vaksin berbeda saat dosis kedua.
"Sebagai heterolog, vaksin primernya adalah AstraZeneca, Pfizer, dan Johson&Johnson," terang Penny.
Penny menambahkan, respons imun antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah menerima vaksin booster. Subjeknya ialah orang di atas usia 18 tahun.
5. Vaksin Zifivax
Merek kelima ialah Zifivax yang bersifat heterolog dengan vaksin primernya Sinovac atau Sinopharm. Vaksin ini diberi minimal enam bulan usai menerima vakin dosis kedua.
"Peningkatan titer antibodi menunjukkan peningkatan lebih dari 30 kali," ucap Penny.
Vaksin booster secara resmi akan disuntikkan kepada masyarakat mulai besok, 12 Januari. Kelompok lansia dan masyarakat rentan akan menjadi prioritas utama.
2. Vaksin Pfizer
Kedua, vaksin Pfizer yang bersifat homolog. Vaksin ini diberikan sebanyak satu dosis dengan jangka minimal enam bulan setelah vaksin dosis kedua.
"Kejadian tidak diinginkan sifatnya lokal seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, otot, dan demam," ucap Penny K Lukito.
Penny menuturkan imunogenisitas menunjukkan rata-rata peningkatan titer antibodi sebesar 3,3 kali. Antibodi muncul satu bulan pascapenyuntikan.
3. Vaksin AstraZeneca
Berikutnya, yakni AstraZeneca yang bersifat homolog. Efek samping AstraZeneca aman dan bisa ditoleransi dengan tingkat ringan sebesar 55 persen dan sedang sebanyak 37 persen.
"Imunogenisitasnya menunjukkan peningkatan rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3.700," tutur Penny.
4. Vaksin Moderna
Vaksin keempat ialah Moderna yang bersifat homolog dan heterolog dengan setengah dosis. Artinya, Moderna juga bisa disuntikkan kepada orang yang menerima merek vaksin berbeda saat dosis kedua.
"Sebagai heterolog, vaksin primernya adalah AstraZeneca, Pfizer, dan Johson&Johnson," terang Penny.
Penny menambahkan, respons imun antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah menerima vaksin booster. Subjeknya ialah orang di atas usia 18 tahun.
5. Vaksin Zifivax
Merek kelima ialah Zifivax yang bersifat heterolog dengan vaksin primernya Sinovac atau Sinopharm. Vaksin ini diberi minimal enam bulan usai menerima vakin dosis kedua.
"Peningkatan titer antibodi menunjukkan peningkatan lebih dari 30 kali," ucap Penny.
Vaksin booster secara resmi akan disuntikkan kepada masyarakat mulai besok, 12 Januari. Kelompok lansia dan masyarakat rentan akan menjadi prioritas utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)