Jakarta: Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menyebut banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) tak bisa dimitigasi. Pasalnya, bencana tersebut bukan murni banjir daratan, tetapi disebabkan angin kencang yang memicu naiknya gelombang laut.
"Kalau banjir bandang seperti di Kupang itu sifatnya tidak bisa dimitigasi, karena sporadis (tidak menentu)," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa, 6 April 2021.
Menurut Handoko, prinsip mitigasi bencana harus berbasis studi ilmiah. Hal itu terkait fenomena dan pemahaman atas potensi gangguan alam.
Baca: Anomali Siklon Tropis Disebut Semakin Mengkhawatirkan
Dia mengatakan setiap bencana memiliki kesulitan atau tantangan mitigasi yang berbeda. Begitu pula pada bencana banjir yakni banjir daratan dan banjir bandang.
Handoko menyebut banjir pada umumnya merupakan bencana yang paling mudah dimitigasi dan dikendalikan. Riset dan studi terkait pangkal masalah tersebut sudah banyak dikembangkan. Sehingga, bisa dilakukan mitigasi melalui prediksi potensi bencananya, termasuk lokasi, dan kapan bencana terjadi.
"Mitigasi banjir di daratan secara umum berupa studi DAS (daerah aliran sungai) dan curah hujan seperti studi 2D dan 3D sudah banyak," kata dia.
Namun, kajian ilmiah terkait hal itu berbeda dengan bencana banjir bandang. LIPI hanya bisa mengkaji penyebab bencana yakni siklon tropis. Menurut Handoko, siklon yang terjadi tahun ini berbeda dengan sebelumnya.
Jakarta: Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menyebut banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (
NTT) tak bisa dimitigasi. Pasalnya, bencana tersebut bukan murni banjir daratan, tetapi disebabkan angin kencang yang memicu naiknya gelombang laut.
"Kalau banjir bandang seperti di Kupang itu sifatnya tidak bisa dimitigasi, karena sporadis (tidak menentu)," ungkapnya kepada
Media Indonesia, Selasa, 6 April 2021.
Menurut Handoko, prinsip mitigasi bencana harus berbasis studi ilmiah. Hal itu terkait fenomena dan pemahaman atas potensi gangguan alam.
Baca: Anomali Siklon Tropis Disebut Semakin Mengkhawatirkan
Dia mengatakan setiap bencana memiliki kesulitan atau tantangan mitigasi yang berbeda. Begitu pula pada bencana banjir yakni banjir daratan dan banjir bandang.
Handoko menyebut banjir pada umumnya merupakan bencana yang paling mudah dimitigasi dan dikendalikan. Riset dan studi terkait pangkal masalah tersebut sudah banyak dikembangkan. Sehingga, bisa dilakukan mitigasi melalui prediksi potensi bencananya, termasuk lokasi, dan kapan bencana terjadi.
"Mitigasi banjir di daratan secara umum berupa studi DAS (daerah aliran sungai) dan curah hujan seperti studi 2D dan 3D sudah banyak," kata dia.
Namun, kajian ilmiah terkait hal itu berbeda dengan bencana banjir bandang. LIPI hanya bisa mengkaji penyebab bencana yakni
siklon tropis. Menurut Handoko, siklon yang terjadi tahun ini berbeda dengan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)