Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. MI/Rommy Pujianto
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. MI/Rommy Pujianto

Anomali Siklon Tropis Disebut Semakin Mengkhawatirkan

Andhika Prasetyo • 06 April 2021 17:43
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan siklon tropis di Indonesia saat ini sangat tidak wajar. Pasalnya, badai yang seharusnya terjadi dua sampai empat tahun sekali, malah terdeteksi setiap tahun.
 
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan sejak 2008, Indonesia mencatat ada sepuluh siklon tropis. Siklon pertama terjadi pada 2008 dan muncul kembali pada 2010, 2014, dan 2017.
 
"Hanya saja, sejak 2017, siklon ini muncul setiap tahun. Bahkan, dalam satu tahun bisa ada dua siklon tropis," ujar Dwikorita usai mengikuti rapat terbatas di Jakarta, Selasa, 6 April 2021.

Baca: BMKG: Siklon Tropis Seroja Dahsyat dan Tak Lazim
 
Pihaknya memprediksi anomali itu terjadi akibat dampak pemanasan global yang kian parah. Dia menjelaskan penyebab utama siklon tropis adalah semakin panasnya suhu muka air laut karena terlalu banyak menyerap karbon dioksida atau CO2.
 
Senyawa tersebut merupakan salah satu gas rumah kaca yang timbul dari kegiatan manusia sehari-sehari dan menyebabkan suhu di bumi, termasuk muka air laut, semakin panas.
 
"Dampak dari gas rumah kaca jadi bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis tapi sangat erat korelasi antara peningkatan suhu muka air laut dengan pemanasan global," ucap Dwikorita.
 
Anomali yang ditunjukkan siklon tropis tidak hanya terjadi saat kemunculan, pembentukan, dan kekuatan yang dibawa juga menunjukkan hal tersebut. Siklon tropis seroja yang menghantam Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) disebut sebagai siklon terbesar di Indonesia.
 
Dwikorita mengatakan badai tersebut memiliki kecepatan awal 85 kilometer (km) per jam dan masih akan terus meningkat hingga 130 km per jam. Dia juga menyebut siklon tropis terbentuk dan bergerak di perairan, namun saat ini anomali itu beraktivitas di daratan.
 
"Kalaupun masuk ke daratan, itu hanya ekornya saja. Sementara, siklon tropis seroja ketika terbentuk saja sudah ada yang menyerempet daratan, sudah masuk Kupang. Ini baru pertama kali terjadi di Indonesia," jelas Dwikorita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan